Bisnis.com, BALIKPAPAN — Pelaku usaha berharap pemerintah dapat berpartisipasi aktif dalam berkegiatan di hotel.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Muhammad Zulkifli mengatakan bahwa kegiatan dari beberapa instansi dapat membantu pihaknya bertahan di tengah pandemi.
"Memang kegiatan tersebut sebelum pandemi saja menyumbang 30 sampai 35 persen pemasukan hotel," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (3/2/2021).
Dia menambahkan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel pada Desember 2020 masih belum berdampak signifikan bagi hotel. Padahal, TPK Desember 2020 merupakan yang tertinggi sejak awal pandemi.
"Ya kemungkinan karena kegiatan dari instansi," katanya.
Zulkifli mengungkapkan bahwa pada dasarnya bisnis perhotelan dan restoran di Kaltim sebagai wadah MICE yaitu meeting, insentif, convention dan exhibition.
Baca Juga
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, rata-rata lama menginap pengunjung hotel pada Desember 2020 adalah 1,89 hari.
Dia menilai hal tersebut masih jauh dari ekspektasi. Padahal, pengunjung dapat menginap lebih lama jika berwisata di Kaltim.
"Kalau dulu mereka dengan tujuan sekalian berlibur," tuturnya.
Adapun, terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dirasakan turut berdampak pada lini bisnis ini. Di sisi lain, pihaknya juga melakukan berbagai strategi untuk bertahan di tengah pandemi.
Zulkifli menuturkan beberapa hotel membuat strategi pemasaran dengan menyediakan paket bundling (misalnya diskon kamar dan diskon spa) serta beralih untuk fokus dalam katering makanan.
"Ya tiap hotel punya strategi nya masing-masing untuk mendapat pemasukan," pungkasnya.