Bisnis.com, SAMARINDA – Pemandu wisata merasakan dampak pandemi cukup berat sepanjang pandemi Covid-19, tidak terkecuali di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Kaltim Awang Jumri menyatakan saat ini sebagian pramuwisata di Kaltim telah beralih profesi.
"Sebanyak 320 pramuwisata, rata-rata sudah banting setir, mohon maaf ada yang alih profesi jualan jangkrik, jadi gojek, bikin angkringan," ujarnya, Senin (8/2/2021).
Awang menambahkan saat ini pihaknya cukup beruntung karena sebagian besar bekerja sebagai pekerja paruh waktu bukan pekerja full-time.
"Kita status nya dua yaitu full time dan freelance, full time berada di bawah travel jadi digaji ada atau tidak ada pekerjaan, sedangkan freelance hanya sebagai sampingan," katanya.
Awang menjelaskan bahwa saat ini pihak yang bekerja secara freelance lebih survive ketimbang pekerja full time yang merasakan dampak paling berat dibandingkan lainnya, sebab pihak freelance memang memiliki pekerjaan lain disamping menjadi pramuwisata.
"Awalnya kita (freelance) tertarik pariwisata, jadi emang ingin mengenalkan (pariwisata Kaltim) ke dunia luar," jelasnya.
Dia mengakui bahwa saat ini, Pramuwisata memang sangat tersegmentasi. Dimana, hanya dari beberapa orang saja yang beruntung mendapatkan pekerjaan dari kalangan atas yang masih menggunakan jasa pramuwisata.
"Saya sendiri terakhir mendampingi anggota DPRD Jawa Tengah yang berkunjung ke Kaltim pada awal maret, jadi sudah setahun tidak lagi memandu," terangnya.
Saat ini, Awang memperkirakan pramuwisata penuh waktu berjumlah sekitar 10 orang sedangkan 310 orang lainnya bekerja paruh waktu.
Dia pun pesimis terhadap reaktivasi pariwisata domestik. Pasalnya, wisatawan lokal yang berkunjung ke Kaltim tidak sebanyak wisatawan di Pulau Jawa dan Bali.
"Kan tidak mungkin orang Bontang mau ke [pantai] Panritalopi menggunakan guide tour, orang mereka tau jalan koq. Sedangkan, kalau destinasi ga ada, ga ada kunjungan, ga ada kunjungan maka ga ada guide," pungkasnya.
Adapun, dalam mengisi waktu luang, pihaknya sedang memperkuat sumber daya manusia secara teroganisir untuk menyiapkan pemulihan pariwisata ke depan.