Bisnis.com, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menyoroti peluang destinasi wisata perbukitan.
Kepala Dispar Kaltim Sri Wahyuni menyatakan pihaknya akan memberikan bantuan berupa dana untuk pengelolaannya dengan syarat tertentu.
"Misalnya, destinasi wisata tersebut telah berjalan selama setahun, kita lihat dulu komitmen dari pengelola. Jangan sampai setelah kita membantu tapi tidak tepat sasaran," ujarnya, Senin (15/2/2021).
Kendati demikian, Sri mengungkapkan bahwa pihaknya tetap akan membantu dalam promosi diberbagai destinasi wisata di Kaltim.
Dia menambahkan pihaknya telah melakukan hal tersebut seperti yang terdapat pada pusat informasi Bandara Sepinggan Balikpapan.
"Rencananya akan kita ganti setiap beberapa waktu, agar ketika pengunjung datang ke Kaltim akan selalu mendapatkan informasi baru tentang destinasi wisata," ungkapnya.
Di sisi lain, destinasi wisata perbukitan, khususnya di Kota Samarinda memang menarik perhatian. Pasalnya, kawasan perbukitan tersebut viral di media sosial diantaranya yaitu Bukit Lonceng di Kecamatan Samarinda Seberang, Puncak Dabo di Jalan Damai dan Bukit Steling di Kelurahan Selili.
Salah satu yang paling anyar adalah Bukit Lonceng yang muncul pada 20 Juni 2020 dan viral pada Agustus 2020.
"Wisata perbukitan itu juga muncul karena situasi pandemi yaitu masyarakat merasa bosan di rumah saja, hingga akhirnya butuh hiburan untuk berwisata di alam terbuka," jelas Sahyudin, pengelola Bukit Lonceng Samarinda Seberang.
Destinasi yang memiliki nama lain seperti Gunung RCTI atau Gunung Lonceng oleh masyarakat sekitar tersebut berlokasi di Jalan Dwikora, Kelurahan Mangkupalas. Kondisi perbukitan yang cukup tinggi sehingga memungkinkan melihat sebagian Kota Samarinda itu memiliki suasana yang tenang dengan dilengkapi beberapa spot foto yang instagramable.
Adapun, pembangunan destinasi tersebut pada awalnya dilakukan menggunakan dana pribadi Sahyudin bersama rekannya, Sayid Gazali Bahasyim dengan modal awal sebesar Rp 1 juta.
"Iya (dana pribadi). Bukan dari pemerintah," terangnya.
Dimana, Udin mengakui untuk biaya operasional dan lainnya, masih bergantung pada perputaran uang tiket masuk yang dihargai sebesar Rp5.000 per orang.
"Sebenarnya kita juga berharap kalau memang ada investor yang ingin bergabung silahkan. Kalau ditanya ingin dapat bantuan dari pemerintah atau tidak, yah mau juga," pungkasnya.