Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Kaltim Pacu Ekspor Nonmigas Tahun Ini

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kaltim Yadi Robyan Noor menyatakan pihaknya sangat siap memfasilitasi ekspor produk olahan unggulan, khususnya pertanian melalui empat pelabuhan di Kaltim.
Sejumlah produk komoditas pertanian Kaltim yang dipamerkan saat Merdeka Ekspor, Sabtu (14/8/2021)./Bisnis-Muhammad Mutawallie Sya'rawie
Sejumlah produk komoditas pertanian Kaltim yang dipamerkan saat Merdeka Ekspor, Sabtu (14/8/2021)./Bisnis-Muhammad Mutawallie Sya'rawie

Bisnis.com, BALIKPAPAN –- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memacu produk hilir komoditas ekspor untuk bisa meningkatkan ekspor nonmigas yang diwujudkan pada 2021.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kaltim Yadi Robyan Noor menyatakan pihaknya sangat siap memfasilitasi ekspor produk olahan unggulan, khususnya pertanian melalui pelabuhan-pelabuhan di Kaltim.

“Tugas kami terus mendorong dan memfasilitasi kepada kab/kota se Kaltim untuk terus meningkatkan daya saingnya, untuk merebut pasar global yang sangat besar dan lebar peluangnya,” ujarnya, Senin (16/8/2021).

Dia menyatakan rantai pasok di Kaltim sudah mendukung itu, baik untuk memenuhi permintaan dalam negeri maupun pasar luar negeri. “Pelabuhan ekspor kita kan ada empat ya, pertama itu adalah Balikpapan ini sendiri di Kariangau, kedua di Botang, ketiga di Berau dan keempat Samarinda,” katanya.

Terkait daya saing, berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, Kaltim menjadi Provinsi dengan peringkat teratas di luar Pulau Jawa atau urutan ketiga secara nasional dengan sumbangan ekspor nonmigas mencapai US$8,67 miliar pada periode Januari-Juni 2021.

Dengan demikian, Kaltim berada di bawah Provinsi Jawa Barat dengan nilai ekspor nonmigas mencapai US$16,0 miliar dan Provinsi Jawa Timur yaitu US$ 10,21 miliar, dimana Kaltim tumbuh 42,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun, tiga provinsi tersebut memberikan kontribusi mencapai 35,94 persen dari seluruh ekspor nasional sepanjang 2021. 

“Kata kuncinya tadi kan tiga kali lipat ya [ekspor pertanian]. Jadi kami hitung hampir tiga kali lipat, cuma ini kan belum berakhir ya akhir tahun,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim Siti Farisyah Yana mengatakan beberapa komoditas ekspor pertanian Kaltim saat ini belum banyak dikonsumsi dalam negeri sehingga dilakukan ekspor.

“Seperti di komunitas saya ada porang itu kan tidak untuk konsumsi dalam negeri, masih untuk konsumsi di luar negeri untuk sementara. Karena orang belum mengenal banyak hasil produk dari porang ini yang biasa dikonsumsi,” katanya.

Dia menjelaskan pihaknya akan memastikan komoditas-komoditas ekspor tersebut mendapat pasokan yang cukup dari petani sehingga ke depan akan dikembangkan lagi bersama stakeholder lain berupa produk turunan.

Kemudian, dia mengungkapkan bahwa komoditas yang banyak memiliki peminat baru di pasar luar negeri, diantaranya yaitu rempah-rempah, porang dan pisang.

“Pisang itu juga sedang kita coba untuk gali terus menerus [potensi hilirnya] karena selama ini frekuensinya masih terputus-putus. Ada yang bulan ini ada ekspor, bulan berikutnya tidak, ada yang begitu masih,” ungkapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan hilirisasi yang terintegrasi dengan rantai pasok nasional dan global, sehingga pelaku-pelaku usaha pertanian juga mudah untuk mengekspor dan dapat berkembang menjadi sentra-sentra produksi pertanian yang berorientasi ekspor.

“Yang bisa kita masuki, tetapi juga ekspornya jangan mentahan, apalagi masih dalam bentuk umbi-umbian. Ya paling tidak sudah dalam bentuk tercacah atau sukur bisa barang jadi atau beras porang yang sudah jadi,” kata Jokowi.

Dia menuturkan masih banyak komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan di daerah seperti sarang burung walet, porang, minyak atsiri, bunga melati, tanaman hias, edamame dan produk hortikultura lainnya yang apabila benar-benar diperhatikan akan menjadi sebuah produk yang baik untuk kita ekspor.

Namun, pemerintah daerah juga diminta harus menguasai teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi dengan klasterisasi serta melakukan mekanisasi pengembangan produk dan juga promosi produk berbasis digital agar semakin dikenal luas dan semakin kompetitif.

Sebagai informasi, Jika dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim nilai ekspor hasil pertanian tercatat senilai US$1,32 miliar atau sebanyak Rp18,53 triliun pada periode Januari – Juni 2021.

Ekspor tersebut mengalami peningkatan sebesar 188 persen dibandingkan periode Januari – Juni 2020 yaitu sebesar US$459,63 juta atau senilai Rp6,44 triliun. Adapun, peranan ekspor barang nonmigas Kaltim mencapai 95,86 persen pada periode Januari - Juni 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper