Bisnis.com, BALIKPAPAN – Dinas Perindustrian (Disperin) Kalimantan Selatan (Kalsel) mendukung pembangunan industri baterai di Pulau Sebuku.
Kepala Disperin Kalsel, Mahyuni, menyatakan pembangunan industri baterai dapat berkontribusi menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.
"Kita tahu di Pulau Sebuku Kotabaru akan direncanakan membangun pabrik industri baterai dengan produksi sebanyak 10.000 ton per tahun oleh grup PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO)," ujarnya dikutip dari Media Center Kalsel, Jum’at (24/9/2021).
Mahyuni menambahkan, pembangunan industri baterai di Pulau Sebuku dapat memberikan keuntungan bagi berbagai pihak.
Menurutnya, bahan utama pembuatan baterai itu adalah nikel dan kobalt yang berasal dari mineral untuk proses pengolahan besi.
"Jadi, untuk mineral itu sangatlah penting dengan adanya industri baterai mengingat mineral tidak akan terbuang sia-sia menjadi limbah industri," kata Mahyuni.
Baca Juga
Adapun, dia berharap agar pihak terkait bisa memberikan dukungan terhadap pembangunan industri baterai tersebut.
"Maka dari itu, Universitas Lambung Mangkurat dan Politeknik Negeri Banjarmasin agar bisa mempersiapkan lulusan yang menguasai di bidangnya, karena pembangunan pabrik baterai yang diperlukan itu ada di bidang teknik kimia, analis kimia dan otomatisasi permesinan," ujar Mahyuni.
Menurut data Kementerian Investasi/BKPM RI, proyek Smelter Steel Billet tersebut memiliki nilai investasi sebesar Rp6 Triliun, dimana desain smelter berupa fasilitas produksi baja kasar dengan proses BF-BOF (Blast Furnace Basic Oxygon Furnace), Laddle Furnace dan CCM (Continuous Casting Machine) dengan kapasitas produksi 600.000 ton per tahun.
Adapun, bahan baku utama adalah bijih besi dengan kadar 62 persen, kokas, batubara dan kapur dengan kebutuhan daya listrik untuk membangun pabrik smelter di Pulau Sebuku adalah 205,449 MVA.
Sebagai informasi, Pulau Sebuku merupakan pulau yang kaya akan batu bara, bijih besi dan minyak bumi.