Bisnis.com, SAMARINDA –- Perusahaan Daerah Melati Bhakti Satya (Perusda MBS) Kalimantan Timur menggandeng mitra baru PT Maha Trans Aviation (Mata Air) dalam bisnis angkutan udara.
Direktur Utama Perusda MBS Aji Abidharta Hakim menyatakan saat ini pihaknya telah memasuki tahap keempat yaitu tes flight dan proving flight.
“Saat ini rencana pengoperasian pesawat memasuki fase keempat yaitu training flight dan proving flight pilot selama empat puluh jam terbang,” ujarnya, Minggu (16/7/2021).
Dia menjelaskan segala perizinan dilakukan secara bertahap untuk memastikan keadaan pesawat sudah laik terbang dari segala aspek.
Menurutnya, pemilihan PT Maha Trans Aviation sebagai mitra telah melalui serangkaian proses profiling yang ketat, dimana salah satunya yang menjadi dasar adalah kemampuan keuangan dan SDM.
Chief Executive Officer (CEO) Mata Air Mun’im Mahalik menyatakan jumlah pesawat yang dikerjasamakan sebanyak tiga buah, dimana satu pesawat akan dioperasikan terlebih dahulu dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Mata Air telah melakukan test flight ke Malinau, Kalimantan Utara, untuk memastikan kondisi pesawat masih laik terbang,” kata Mun’im.
Adapun, dia berharap dalam dua minggu ke depan, pesawat dapat beroperasi. “Karena kan makin lama enggak terbang kita juga makin tinggi costly, kan kita menempatkan orang dari luar (trainer),” harapnya.
Pesawat yang digunakan berjenis GA 8 Airvan piston dengan konfigurasi delapan tempat duduk (dua untuk kru dan enam untuk penumpang) yang ditujukan untuk penerbangan komersil orang maupun barang dengan daya angkut beban mencapai 500 kilogram.
Sebagai informasi, PT Maha Trans Aviation merupakan operator udara yang menawarkan layanan penumpang dan kargo di wilayah Papua.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur Sa’bani menyambut baik perkembangan bisnis yang dilakukan Perusda MBS.
Dia menilai, pemanfaatan aset pesawat terbang itu sudah seharusnya dilakukan oleh Perusda MBS, karena pesawat memang sudah cukup lama tidak beroperasi.
“Kalau itu tidak terbang (beroperasi) itu menguras biaya, seperti biaya penyusutan, pemeliharaan dan sebagainya. Nah dengan adanya partner bisnis tentu itu bisa menekan biaya tadi untuk pesawat itu sendiri dan mendapatkan keuntungan pemanfaatan dari pesawat itu,” ujarnya.
Kemudian, Sa’bani menjelaskan pihaknya melihat direksi baru Perusda membawa perubahan lebih cepat dengan pemanfaatan aset yang terlihat nyata dibandingkan direksi sebelumnya.
“Itu artinya ada harapan ke depan MBS akan lebih baik dari sebelum-sebelumnya,” katanya.
Selanjutnya, Sa’bani mengusulkan agar Perusda MBS dan mitra mendapatkan biaya subsidi ongkos angkut terkait operasional dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN).
Adapun, dia berharap Perusda MBS dapat memenuhi target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang telah disepakati.