Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Ungkap Masa Depan Ekonomi Kaltim

Sebelum pandemi melanda, sumber devisa Kaltim dari sektor pariwisata berada di urutan nomor dua.
Jalur masuk menuju Pulau Kakaban./Bisnis-Muhammad Mutawallie Sya'rawie
Jalur masuk menuju Pulau Kakaban./Bisnis-Muhammad Mutawallie Sya'rawie

Bisnis.com, SAMARINDA – Masa depan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur yang berkelanjutan dinilai akan menggeser sektor pertambangan dan beralih kepada keramahtamahan (hospitality) di sektor pariwisata dan industri yang bernilai tambah.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim Tutuk SH Cahyono menyatakan sebelum pandemi melanda, sumber devisa Kaltim dari sektor pariwisata berada di urutan nomor dua.

“Batubara itu nomor satu memang, tapi jangka menengah-panjang batu bara itu semakin lama semakin sedikit dibutuhkan oleh dunia. Karena apa? Karena dunia itu ingin menggenjot yang namanya EBT (Energi Baru dan Terbarukan),” ujarnya yang dikutip, Sabtu (13/11/2021).

Menurutnya, kekeberhasilan dunia untuk mengurangi konsumsi batu bara tergantung seberapa cepat kemampuan negara-negara itu menguasai teknologi EBT.

“Kalau EBT-nya enggak bisa dikuasai dalam waktu lama, ya orang tetap masih butuh batu bara,” katanya.

Kebutuhan energi yang terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk dunia diharapkan berkorelasi positif dengan ketersediaan energi, terlepas dari mana sumbernya.

Namun, dalam jangka panjang komitmen negara-negara di dunia sudah semakin kuat untuk mengurangi energi fosil yang dapat merusak iklim.

“Otomatis kita bisa perkirakan kebutuhan batu bara semakin lama semakin sedikit, akhirnya kita mikir sektor lain yang harus dimajukan. [Itu] harus, kalau tidak nanti bagaimana masa depan Kaltim masa depan anak-anak kita,” terangnya.

Tutuk menjelaskan pariwisata menjadi salah satu opsi dalam membentuk ekonomi Kaltim yang berkelanjutan karena investasi di industri pariwisata berdampak secara eksponensial, dilihat dari tingkat PDRB, kesempatan kerja dan multiplier effect bagi sektor-sektor lainnya.

“Semua [sektor] bergerak, mulai dari travel-nya, transportasi, kuliner, ekonomi kreatif, souvenir seperti manik-manik, akomodasi, hotel dan restoran, semuanya bergerak. Kalau batu bara hanya tongkang yang bergerak,” terangnya.

Dari situ muncul kreatifitas-kreatifitas anak muda, kata Tutuk, sebagai buah pemikiran untuk mengembangkan potensi wilahnya masing-masing dengan perubahan mindset dari yang ada.

Bukan tidak mungkin, mindset melayani yang ditawarkan menjadi usaha jasa seperti di Bali kepada pengunjung yang datang juga terjadi di Kaltim.

“Dengan membangun mindset melayani melalui keramahtamahannya. Itu penting, kuncinya di situ untuk bagaimana tamu datang dengan nyaman. Kalau sudah nyaman, tadinya mau dua hari tinggal menjadi lima hari,” jelasnya.

Di sisi lain, Tutuk mengungkapkan bahwa diperlukan harmonisasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menerapkan kebijakan yang sesuai satu sama lain dalam rangka mengangkat pariwisata nasional.

“Jadi harus ada komunikasi dan selalu berkoordinasi sehingga apa yang dilakukan pusat harus seiring dengan apa yang dilakukan daerah.

Dia menegaskan ke depan hospitality menjadi kunci ekonomi kaltim yang berkelanjutan dengan didukung inovasi, dan ekonomi kreatif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper