Bisnis.com, SAMARINDA – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi kredit konsumsi di Provinsi Kalimantan Utara tumbuh sebesar 15,84 persen (yoy) pada kuartal III/2021.
Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara, Bambang Irwanto menyatakan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, kredit modal kerja juga mengalami peningkatan sebesar 10,46 persen (yoy).
“Sementara itu, NPL perbankan di Kaltara terpantau masih terjaga di 0,91 persen,” ujarnya yang dikutip, Senin (22/11/2021).
Selain itu, Bambang mengungkapkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 3,25 persen (yoy), tetapi melambat dibandingkan kuartal III/2021.
Selanjutnya, dia menyebutkan Loan To Deposit Ratio (LDR) perbankan di Kalimantan Utara mencapai 94 persen. “Jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan LDR Nasional yang sebesar 78,9 persen,” katanya.
Kendati demikian, BI menyebutkan share kredit Kaltara terhadap perekonomian masih rendah yaitu sebesar 17,70 persen pada tahun 2020 sedangkan untuk nasional mencapai 32,94 persen.
Baca Juga
Di sisi lain, Kalimantan Utara mengalami inflasi 0,49 persen secara bulanan (mtm), di mana Kota Tarakan mengalami inflasi 0,68 persen (mtm) sedangkan Tanjung Selor deflasi 0,30 persen (mtm).
“Kondisi inflasi ini disebabkan oleh kelompok transportasi yang tercatat mengalami tekanan inflasi 5,30 persen [mtm] dibanding September 2021 yang mengalami deflasi sebesar 0,21 persen [mtm],” terang Bambang.
Adapun, dia menuturkan bahwa peningkatan tekanan inflasi kelompok transportasi ini terutama disebabkan oleh mulai dilonggarkannya PPKM di beberapa daerah seiring dengan peningkatan kasus harian Covid-19 yang kian terkendali menyebabkan peningkatan mobilitas masyarakat.
Sebagai informasi, inflasi bulanan Kalimantan Utara tercatat masih cukup rendah secara spasial jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain yang ada di Pulau Kalimantan.
Kalimantan Tengah tercatat dengan inflasi paling tinggi yaitu 0,90 persen, disusul Kalimantan Selatan 0,35 persen, Kalimantan Utara 0,49 persen dan Kalimantan Timur sebesar 0,04 persen serta Kalimantan Barat yang mengalami deflasi sebesar 0,21 persen.