Bisnis.com, BALIKPAPAN—PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Bankaltimtara) bakal mengintensifkan ekspansi kredit serta perbaikan kualitas kreditnya dalam rangka mendongkrak kinerja pada 2022.
Direktur Utama Bankaltimtara Muhammad Yamin mengatakan bahwa ekspansi kredit dilakukan pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) guna memenuhi rasio pembiayaan inklusif makroprudensial (RPIM) sesuai PBI No.23/13/PBI/2021 yang ditargetkan minimal sebesar 20% pada akhir Desember 2022. Sejumlah langkah sudah dijalankan perseroan di antaranya melalui Program Kredit Kukar Idaman yang dilakukan di Kabupaten Kutai Kartanegara, maupun bekerja sama dengan lembaga keuangan lainnya.
”Kami bekerja sama dengan PNM yang sudah memiliki ekosistem UMKM. Selain itu, kami juga menggandeng fintech yang juga memiliki segmen yang sama yang sesuai dengan PBI untuk RPIM itu,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (30/12/2021).
Yamin mengatakan perlu kolaborasi dengan ekosistem digital yang sudah berkembang untuk merealisasikan ekspansi kredit. Nantinya, Bankaltimtara juga akan menyediakan sistem digital yang akan memudahkan komunikasi antara calon nasabah dengan bank saat pengajuan kredit. Dengan demikian, proses yang sebelumnya harus memerlukan waktu lama karena perlu tatap muka dapat dipangkas dan menjadi lebih efisien.
Kendati ekspansi kredit dilakukan, Yamin memastikan mitigasi risiko juga tetap dijalankan agar rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tetap terjaga.
Bankaltimatra juga akan mendorong perbaikan kualitas kredit yang sudah ada sehingga rasio NPL terus menurun. Saat ini, rasio NPL Bankaltimtara mencapai 3,88% gross. Angka ini berada di bawah yang diatur oleh otoritas yang berarti kualitas kreditnya terjaga.
Selain itu, perbaikan kualitas kredit juga akan berdampak terhadap laba karena pencadangan bagi kredit tersebut bisa menambah jumlah laba apabila kreditnya sudah selesai.
Selain menggarap pasar UMKM, Bankaltimtara juga tetap mencari peluang pada kredit korporasi hingga pinjaman daerah. Yamin menyebutkan beberapa daerah di Kalimantan Timur sudah mengajukan pinjaman ke Bankaltimtara sebagai tambahan bagi APBD. ”Ada juga yang kami tawarkan untuk pinjaman jangka pendek. Persetujuannya bisa melalui [Sidang] Paripurna DPRD tidak harus [ditetapkan] dengan Perda,” katanya.
Per 29 Desember 2021, Bankaltimtara berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 1,97% (yoy) dari Rp16,09 triliun menjadi Rp16,41 triliun. Adapun, dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun juga tumbuh sebesar 8,29% menjadi Rp25,07 triliun. Sementara aset tercatat naik sebesar 7,93% menjadi Rp32,54 triliun. Untuk laba sebelum pajak (unaudited) tahun ini naik sebesar 21,85% dari Rp362,78 miliar menjadi Rp442,07 miliar.