Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kota Balikpapan Inflasi 0,72 Persen, Dipicu Naiknya Kelompok Makanan dan Pakaian

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Sri Darmadi Sudibyo menyatakan inflasi Desember 2021 lebih tinggi dibandingkan bulan November 2021 yang tercatat sebesar 0,27 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
M. Mutawallie Sya’rawie
M. Mutawallie Sya’rawie - Bisnis.com 03 Januari 2022  |  20:50 WIB
Kota Balikpapan Inflasi 0,72 Persen, Dipicu Naiknya Kelompok Makanan dan Pakaian
Konsumen memilih makanan dan bahan makanan di salah satu supermarket - Bisnis

Bisnis.com, SAMARINDA –– Badan Pusat Statistik mencatat Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,72 persen pada Desember 2021.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Sri Darmadi Sudibyo menyatakan inflasi Desember 2021 lebih tinggi dibandingkan bulan November 2021 yang tercatat sebesar 0,27 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 2,28 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (1,87 persen) maupun Kalimantan Timur (2,15 persen).

“Inflasi tahunan Kota Balikpapan tersebut berada pada rentang target inflasi tahun 2021 sebesar 3,0 persen ±1,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (3/1/2022).

Dia menambahkan, inflasi disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memberikan andil 0,41 persen.

“Inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan harga cabai rawit dan cabai merah di tengah menurunnya jumlah panen di daerah sentra,” katanya.

Selain itu, inflasi tersebut didorong oleh kenaikan harga minyak goreng yang berlanjut seiring kenaikan harga CPO dunia dan kenaikan harga sayuran hijau akibat panen yang menurun di cuaca yang kurang kondusif.

Kemudian, Darmadi mengungkapkan bahwa kelompok transportasi juga mengalami inflasi dengan andil 0,33 persen yang didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan naiknya mobilitas masyarakat dan pencabutan larangan bepergian sepanjang libur Nataru.

Di sisi lain, kelompok pakaian dan alas kaki mengalami deflasi dengan andil sebesar 0,08 persen, yang dipengaruhi oleh menurunnya harga barang di kelompok pakaian seperti baju kaos berkerah pria, kemeja panjang katun pria, baju kaos berkerah wanita, blus wanita dan sebagainya.

Adapun, dia menuturkan bahwa beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi, a.l naiknya konsumsi masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang berangsur pulih, kenaikan harga rokok setelah adanya kebijakan kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT).

“Dan rokok naiknya harga LPG khususnya untuk non subsidi,” katanya.

Sebagai informasi, Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Inflasi balikpapan
Editor : Ajijah

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top