Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) membeberkan sejumlah strategi guna mempertahankan kinerja perekonomian positif pada kuartal I/2022.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Aswin menyatakan dalam mengantisipasi kondisi perlambatan ekspor Crude Palm Oil (CPO), pihaknya melakukan dua hal.
Pertama, melalui konsep integrasi vertikal sistem agribisnis kelapa sawit, yang merupakan keterpaduan sistem komoditas secara vertikal yang membentuk suatu rangkaian pelaku-pelaku yang terlibat dalam sistem tersebut.
“Mulai dari produsen/penyedia input/sarana produksi pertanian, distributor input/sarana produksi, usaha tani, pedagang pengumpul, pedagang besar, usaha pengolahan hasil pertanian (agroindustri), pedagang pengecer, eksportir, hingga konsumen domestik dan internasional,” ujarnya, Jumat (20/5/2022).
Dia menambahkan, pemerintah berperan sebagai pembina, pengatur, dan pengawas beroperasinya mekanisme sistem agribisnis kelapa sawit secara vertikal.
Kedua, mendorong kemitraan pola KKPA (Kredit Koperasi Primer Kepada Anggota) yaitu pola kemitraan perusahaan inti dan petani dalam wadah koperasi untuk meningkatkan daya guna lahan petani peserta dalam usaha meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota melalui kredit jangka panjang dari bank.
Perusahaan inti sebagai pengembang (developer) melaksanakan pembangunan kebun kelapa sawit untuk petani plasma dengan biaya pembangunan dari kredit bank sampai tanaman kelapa sawit menghasilkan.
Aswin menyebutkan, perusahaan inti juga membangun kelembagaan petani sebagai wadah pembinaan dan bimbingan bagi petani peserta mengenai budi daya dan manajemen perkebunan kelapa sawit.
“Pembinaan minimum dilakukan selama satu siklus tanam,” katanya.
Adapun, dia menuturkan bahwa evaluasi akan dilakukan secara terus-menerus. “Dan dalam hal dianggap perlu, akan dilakukan penyesuaian kebijakan dengan situasi yang ada,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim Ricky P Gozali menjelaskan penyaluran kredit di sektor pertanian & kehutanan maupun sektor perikanan masih tumbuh positif dan solid dengan tingkat risiko yang terkendali.
Kredit sektor pertanian dan kehutanan di Kaltim tercatat tumbuh 51,41 persen (yoy/secara tahunan) pada kuartal IV/2021.
“Meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,13 persen (yoy),” jelasnya.
Dia melanjutkan, capaian itu juga diiringi oleh risiko kredit yang menurun, dimana rasio NPL lapangan usaha pertanian tercatat mengalami penurunan dari 1,47 persen pada triwulan sebelumnya menjadi 1,13 persen kuartal ini.