Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur Kalbar Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Capai 5 Persen pada Semester I/2022

Gubernur Kalbar Sutarmidji menyatakan hal itu dengan dilihat dari geliat ekonomi di Provinsi Kalbar yang semakin tumbuh setelah terjadinya Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok usai memperoleh Vaksin Covid-19 di masyarakat.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji./Antara
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji./Antara

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalbar dapat tumbuh hingga 5 persen pada paruh pertama tahun 2022.

Gubernur Kalbar Sutarmidji menyatakan hal itu dengan dilihat dari geliat ekonomi di Provinsi Kalbar yang semakin tumbuh setelah terjadinya Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok usai memperoleh Vaksin Covid-19 di masyarakat.

"Pada semester I tahun 2022 perkiraan saya ekonomi Kalbar akan tumbuh di atas 4,3 - 5 persen bahkan bisa lebih, asal larangan ekspor CPO kemarin tidak berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi," ujarnya, dikutip Senin (6/6/2022).

Selain itu, dia menyatakan dalam aliran perkreditan diharapkan Perbankan dan Industri Jasa Keuangan di Provinsi Kalbar terus melakukan berbagai inovasi dan kemudahan bagi masyarakat.

Dengan terus mencari inovasi-inovasi dan kreativitas dalam menyalurkan kredit perbankan, kata Sutarmidji, semakin banyak uang beredar di masyarakat dan akan meningkatkan perekonomian di Kalbar.

"Yang terpenting bank bisa menyalurkan kredit sebanyak-banyaknya dan semudah-mudahnya tapi dengan catatan tetap menjaga NPL," tambahnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia Kalbar, perekonomian Kalimantan Barat pada kuartal IV/2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,31 persen secara tahunan (yoy), yang menjadikan trend pertumbuhan positif berlanjut, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 4,60 persen (yoy).

Selanjutnya, kinerja penyaluran kredit perbankan di Kalbar membaik pada kuartal IV/2021 dengan tumbuh 4,54 persen (yoy) yaitu mencapai Rp85,69 triliun.

Hal tersebut berbanding terbalik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mengalami kontraksi minus 4,90 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper