Miliki Pabrik Urea Terbesar di Asia Tenggara, PKT Siap Dominasi Pasar Asia Pasifik

Sebagai pemain terdepan di industri petrokimia yang juga menyokong ketahanan pangan nasional, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terus memaksimalkan peran krusialnya dalam mentransformasi industri petrokimia domestik.
Kawasan pabrik Pupuk Kaltim./JIBI-Istimewa
Kawasan pabrik Pupuk Kaltim./JIBI-Istimewa

Bisnis.com, BONTANG—Industri petrokimia oleh karena peran besarnya sebagai penggerak utama perekonomian di masa yang akan datang merupakan salah satu industri prioritas nasional. Sebagai pemain terdepan di industri petrokimia yang juga menyokong ketahanan pangan nasional, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terus memaksimalkan peran krusialnya dalam mentransformasi industri petrokimia domestik.
 
Bermodalkan kapasitas produksi perusahaan, ekosistem inovasi, SDM unggul serta rekam kinerja positif selama 44 tahun berdiri, PKT siap melaju dan memimpin pusaran pasar global.
 
Ditemui dalam kegiatan Kunjungan Pabrik PKT di Bontang bersama dengan pimpinan media, Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan berbekal kemampuan produksi dan teknologi kompleks yang dimiliki, lalu dimotori oleh inovasi dan SDM unggul, pihaknya optimis dapat memanfaatkan peluang dari prospek pasar petrokimia.
 
“Kami mampu menyediakan produk-produk pupuk untuk pemenuhan kebutuhan pasar domestik maupun memaksimalkan peluang di pasar global,” katanya.
 
Tren permintaan, lanjut Rahmad, diprediksi terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi global yang tentu meningkatkan suplai pangan. “Tren tersebut juga tercermin dalam kinerja positif perusahaan, yang kami pertahankan di kuartal pertama tahun ini,” terangnya.
 
Diketahui, pada tahun 2021 PKT berhasil menorehkan laba setelah pajak sebesar Rp6,17 triliun, tertinggi dalam sejarah berdirinya perusahaan.
 
Lebih lanjut, kinerja positif selama tahun 2021 lalu mampu dipertahankan di awal tahun ini. Pada kuartal pertama tahun 2022, PKT berhasil mencatatkan laba setelah pajak mencapai Rp 3,19 triliun. Angka ini meningkat hampir 4 kali lipat dibanding kuartal pertama tahun 2021 (Y.o.Y). Bahkan, selama bulan April saja, perolehan laba Pupuk Kaltim telah mencapai sekitar Rp 2 triliun.
 
Kinerja positif tersebut tidak lepas dari penerapan growth strategy yang dipersiapkan oleh PKT, yang berfokus pada 3 pilar utama, yaknk keunggulan operasional dan rantai pasok melalui efisiensi energi dan optimalisasi infrastruktur, keunggulan diversifikasi dengan mengembangkan bisnis di sektor hilirisasi petrokimia serta energi terbarukan, serta keunggulan jangkauan pasar dengan peningkatan kapasitas domestik dan ekspansi di pasar global. Ketiga strategi ini pun diterapkan perusahaan untuk meraih keseimbangan antara 3P (People, Planet, Profit).
 
PKT memiliki 13 Pabrik yang terdiri dari 5 pabrik Amoniak, 5 pabrik Urea, 1 pabrik NPK Fused Granulation, 1 pabrik NPK Blending, dan pabrik 1 boiler batu bara, dalam kawasan seluas 443 hektar di Bontang, Kalimantan Timur. Dengan kapasitas produksi sebanyak 3,43 juta ton Urea dan 2,74 juta ton Amoniak setiap tahun, menjadikan PKT memegang posisi produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Untuk NPK sendiri, PKT memiliki kapasitas sebesar 300 ribu ton/tahun.
 
Direktur Operasi dan Produksi PKT Hanggara Patrianta mengatakan untuk mempertahankan konsistensi kinerja positif produktivitas, keunggulan operasional selau diperkuat dengan menanamkan kultur inovasi di internal PKT. “Salah satu contohnya adalah menggiatkan proses riset dan implementasi beragam teknologi mutakhir yang ditujukan untuk memberikan efisiensi energi dan pemakaian bahan baku, seperti dengan dilakukannya proses revitalisasi unit ammonia Pabrik-2 yang nantinya dapat menurunkan pemakaian gas bumi hingga 4 mmbtu/ton,” terangnya.
 
Tak berhenti di situ saja, transformasi digital juga tidak luput dari agenda transformasi perusahaan. Transformasi digital menyeluruh dilakukan mulai dari produksi, distribusi hingga teknologi pemupukan, yang terbukti memacu pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan. Selama pandemi, PKT telah membuat 16 aplikasi dan berhasil meningkatkan produktivitas hingga 141%.
 
“Tentunya kami sangat bangga atas berbagai capaian perusahaan ini. Namun demikian, capaian-capaian tersebut tentu tidak lepas dari pemenuhan peran utama kami terhadap kemajuan dan keberlanjutan sektor pertanian domestik, dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, serta menjaga rantai pasok pupuk subsidi di dalam wilayah tanggung jawab perusahaan, sesuai dengan alokasi yang ditetapkan dari pemerintah,” tambah Rahmad.
 
Selain keunggulan operasional dan inovasi teknologi yang dimiliki, aspek keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan kaidah ESG (Environment, Social, and Governance) turut menjadi prioritas perusahaan. Hal ini tertuang pada visi dan misi CSR perusahaan dengan konsep Creating Shared Value (CSV) yang fokus pada 3 pilar utama, yakni Pembangunan ekonomi (UMKM), Kesehatan masyarakat, dan Pendidikan. Komitmen ini juga diwujudkan dalam berbagai program yang telah dijalankan PKT di wilayah tempat perusahaan beroperasi di kota Bontang, diantaranya:

● Dari sisi teknologi pertanian, PKT telah menerapkan digitalisasi secara menyeluruh yang akan diperkuat melalui pemanfaatan big data dalam program MAKMUR, program kemitraan pertanian terpadu yang dipelopori oleh PKT dan bertujuan untuk memberikan solusi khusus untuk pertanian melalui alokasi sumber daya yang lebih baik dan peningkatan kemandirian.

● Sementara itu, dari aspek sosial dan pendidikan, PKT telah mencanangkan program Beasiswa Pendidikan Vokasi Industri (setara D1) bagi anak-anak di Indonesia timur yang telah dilaksanakan selama 2 tahun terakhir. Selain mendapat ijazah setara Diploma 1, para peserta yang dinyatakan kompeten nantinya akan menerima sertifikat profesi dari PKT maupun Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

● Dari aspek ekonomi, terdapat beragam mitra binaan usaha mandiri masyarakat di Bontang. Bahkan di tahun 2022, tiga mitra binaan PKT; Budi daya tanaman obat keluarga oleh kelompok Makrifah Herbal, Inkubator Bisnis Permata Bunda, dan LPK Suvi Training; telah berhasil menjadi lembaga independen (exit strategy) setelah dinilai mampu untuk berusaha secara mandiri di berbagai sektor yang dikembangkan selama masa pembinaan oleh PKT dalam jangka waktu 4-5 tahun terakhir.
 
Hasil dari berbagai kegiatan tersebut juga telah membuahkan respons positif dari masyarakat. Berdasarkan hasil survey kepuasan lingkungan yang dilakukan tahun 2021, ragam program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PKT dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan engagement perusahaan dengan stakeholder mampu mencapai nilai 89,62%.
 
“Dalam menjalankan bisnisnya, PKT senantiasa berkomitmen untuk memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder kami, termasuk masyarakat dan lingkungan sekitar tempat pabrik beroperasi. Berbagai upaya yang telah kami lakukan juga membuahkan hasil nyata yang sangat baik. Kami berharap bahwa dengan berbagai strategi, keunggulan, dan keberlanjutan yang menjadi komitmen perusahaan, PKT akan mampu mendominasi pasar Asia Pasifik dalam 5 tahun ke depan,” tutup Rahmad.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper