Bisnis.com, BALIKPAPAN – Otoritas Jasa Keuangan Kalimantan Timur (OJK Kaltim) menyebutkan telah mengantisipasi wacana resesi ekonomi global dengan memperkuat kebijakan di sektor jasa keuangan.
Kepala OJK Kaltim Made Yoga Sudharma mengatakan OJK terus mencermati sekaligus memitigasi potensi risiko yang dapat memberikan dampak terhadap kinerja Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dan Stabilitas sistem keuangan (SSK).
“Meningkatnya tren kenaikan suku bunga acuan bank sentral utama global yang disertai dengan quantitative tightening, penguatan Dolar AS, serta volatilitas harga komoditas ke depan berpotensi memengaruhi kinerja LJK baik dari sisi portofolio investasi yang dimiliki, likuiditas, risiko kredit, maupun fungsi intermediasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/12/2022).
Dengan demikian, dia menyebutkan OJK akan proaktif memperkuat kebijakan prudensial di sektor jasa keuangan dalam menjaga stabilitas industri jasa keuangan dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah meningkatnya risiko eksternal.
"OJK akan mengambil langkah-langkah proaktif untuk memastikan terjaganya stabilitas sistem keuangan sebagai upaya memitigasi downside risk tersebut namun dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," sebutnya.
Dia memaparkan, OJK mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi dalam rangka mengatasi scarring effect yang ditimbulkan akibat pandemi serta menjaga kinerja fungsi intermediasi.
Baca Juga
Made mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat OJK tengah menyiapkan respons kebijakan yang bersifat targeted dan sektoral a.l restrukturisasi serta penetapan perlakuan khusus untuk LJK daerah/sektor tertentu yang terdampak bencana alam dan non alam.
Khusus Kaltim, Made menyebutkan kinerja ekonomi yang kian membaik menyebabkan penyaluran kredit ke segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) semakin bertumbuh.
“Sektor UMKM menjadi sasaran restrukturisasi kredit di Kaltim karena memiliki peran yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi regional,” sebutnya.
Berdasarkan data OJK, Pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kaltim tahun ini mencapai Rp3,81 Triliun dengan total 56.814 debitur. Made menegaskan hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan segmen UMKM berkorelasi positif terhadap pemulihan ekonomi nasional.
Namun demikian, OJK akan terus melakukan penyelarasan kebijakan dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian global dan domestik yang diperkirakan masih akan terus berubah terutama di tahun 2023.
Adapun, dia menuturkan bahwa OJK berharap dukungan kolaborasi kebijakan baik fiskal dan moneter untuk mengatasi scarring effect pada sektor tertentu dimaksud agar tidak berlangsung berkepanjangan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar semua sektor berhati-hati menghadapi gejolak ekonomi atau resesi global tahun depan yang disampaikan dalam pidatonya di acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022.