Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki tingkat kesenjangan pendapatan (Gini Ratio) paling kecil se Kalimantan.
Selain itu, Bank Indonesia mencatat Kaltara menjadi provinsi kedua dengan rasio gini terendah di level nasional setelah Bangka Belitung.
“Hal ini menunjukkan bahwa pemerataan kesejahteraan di Kaltara sangat baik dan merata di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih terjadi di berbagai wilayah di Indonesia,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara Tedy Arief Budiman dalam keterangan resmi, Rabu (7/12/2022).
Dia menyebutkan, Gini Ratio Kaltara berada di level 0,272 pada Maret 2022, setelah pada periode sebelumnya bernilai 0,292. Artinya, ini menjadi salah satu indikator tingkat pemerataan distribusi pendapatan penduduk yang terus membaik.
“Kondisi ini dinilai cukup baik mengingat dampak ekonomi akibat pandemi dan menjadi indikasi bahwa perekonomian sudah mulai membaik,” terang Tedy.
Di sisi lain, Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia menunjukkan adanya perbaikan signifikan pada Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja di Kaltara. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja meningkat menjadi 111,45 setelah pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya mencapai 57,33 pada kuartal III/2022.
Menurut status pekerjaan, kata Tedy, pekerja yang berusaha sendiri di Kaltara mengalami peningkatan tertinggi sebesar 2,33 persen (yoy) dengan persentase pada bulan Agustus 2022 sebesar 21,58 persen dari seluruh penduduk yang bekerja di Provinsi Kaltara.
Tabel Penduduk Kaltara yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan./Bank Indonesia
Tedy menambahkan, penurunan paling rendah terjadi pada penduduk dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap dengan penurunan sebesar 1,94 persen (yoy).
“Kendati demikian, kelompok pekerja buruh/karyawan masih memiliki pangsa tertinggi sebesar 47,27% dari total penduduk yang bekerja di wilayah Kaltara,” katanya.
Adapun, dia menuturkan bahwa hal tersebut sejalan dengan level indeks persepsi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan ke depan berdasarkan Survei Konsumen BI yang berada di atas level 100 yaitu 132,68 pada kuartal III/2022.
“Kondisi ini dipengaruhi oleh perbaikan kinerja di berbagai LU khususnya LU pertanian, kehutanan, dan perikanan serta LU pertambangan dan penggalian,” pungkasnya.