Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal III/2022, Industri Pengolahan Kaltim Lesu

Lapangan usaha (LU) industri pengolahan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tercatat melambat pada kuartal III/2022.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) kedua PT Palma Serasih Tbk. (PSGO) di Kalimantan Timur. /PSGO
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) kedua PT Palma Serasih Tbk. (PSGO) di Kalimantan Timur. /PSGO

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Lapangan usaha (LU) industri pengolahan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tercatat melambat pada kuartal III/2022.

Bank Indonesia mencatat kinerja LU industri pengolahan Kaltim hanya tumbuh sebesar 3,59 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2022, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 3,62 persen (yoy).

Dilihat dari pangsanya, LU industri pengolahan di Kaltim terdiri dari industri minyak dan gas (migas) dengan share sebesar 55,25 persen, diikuti industri kimia dan olahannya 18,97 persen, CPO dengan share 16,29 persen dan industri lainnya 9,49 persen.

“Perlambatan kinerja industri pengolahan disebabkan menurunnya lifting minyak dan gas (migas) dibandingkan kuartal sebelumnya,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Ricky P Gozali dalam keterangannya, Kamis (8/12/2022).

Sebagaimana diketahui, lifting migas di Kaltim pada kuartal III/2022 tampak loyo dibandingkan kuartal sebelumnya. Ricky menjelaskan, lifting minyak bumi anjlok hingga minus 25,25 persen (yoy), padahal kuartal sebelumnya hanya minus sebesar 1,37 persen (yoy).

Selain itu, dia mengungkapkan bahwa lifting gas juga melemah dibandingkan kuartal sebelumnya, yaitu dari tumbuh positif sebesar 12,07 persen menjadi terkontraksi sebesar 13,71 persen (yoy).

Kendati demikian, kinerja LU industri pengolahan masih tertolong oleh kinerja ekspor dari komoditas CPO dan pupuk yang membaik.

Ricky menuturkan bahwa ekspor CPO dan pupuk dari Benua Etam mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 6,22 persen  (yoy) dan 44,91 persen (yoy) kuartal III/2022.

“Membaik dari kuartal sebelumnya dengan ekspor CPO terkontraksi 30,27 persen (yoy) sementara ekspor pupuk hanya mencapai 41,60 persen (yoy),” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper