Bisnis.com, BALIKPAPAN — Nilai aset saham, obligasi dan surat berharga lainnya rata-rata per investor di Kalimantan mengalami penurunan sebesar 7,62 persen menjadi Rp41,44 juta pada November 2022.
Nilai tersebut mengalami penurunan dari sebelumnya Rp44,86 juta di akhir tahun 2021. Hal yang sama dialami pula oleh investor di Bali, NTB, dan NTT, dan DKI Jakarta.
"Kenaikan nilai investasi per investor terjadi di wilayah Papua dan Maluku serta Sulawesi, yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 62,27 persen dan 13,19 persen,” ujar Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Selasa (20/12/2022).
Dia menyebutkan, terjadi penurunan total nilai aset untuk masing-masing investor di semua wilayah, kecuali untuk wilayah Papua dan Maluku, yang meningkat sebesar 23,37 persen menjadi Rp655,41 juta di akhir November 2022 dari tahun sebelumnya sebesar Rp531,24 juta.
“Fenomena laju pertumbuhan investor serta nilai aset yang luar biasa di wilayah Indonesia Timur menunjukkan peningkatan literasi masyarakat yang semakin menyadari pentingnya investasi, khususnya di industri pasar modal,” sebutnya.
Menurutnya, inklusi tentang investasi pasar modal juga semakin meluas dan merata, yang sebelumnya didominasi oleh wilayah Barat.
Baca Juga
Uriep menambahkan, walaupun perlahan tergerus, namun investor di wilayah DKI Jakarta masih mendominasi, hal ini terlihat dari nilai aset mereka di pasar modal, yaitu sebesar Rp3.469,01 triliun, yang dimiliki oleh investor sebanyak 1,34 juta.
“Disusul kemudian oleh wilayah Jawa dengan total nilai aset sebesar Rp501.19 triliun, yang dimiliki oleh 5,63 juta investor atau 55,85 persen dari total investor,” katanya.
Sementara itu, Kepala Divisi Hukum KSEI Ludfiati menuturkan bahwa investor dari berbagai wilayah di Indonesia memiliki latar belakang yang beragam.
“Jika dilihat maka mereka kurang lebih memiliki keseragaman dalam memilih jenis saham untuk berinvestasi. Berdasarkan data, terlihat bahwa saham sektor industri keuangan dan infrastruktur masih merupakan pilihan utama untuk berinvestasi,” tuturnya.
Sementara itu, dia mengungkapkan bahwa saham sektor industri produk primer dan non-primer menjadi pilihan lain bagi investor di seluruh wilayah kecuali Sulawesi yang memiliki pilihan lain berupa saham sektor industri basic materials.