Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras di Kaltim Meroket, Ini Langkah Otoritas

Meroketnya harga beras di Provinsi Kalimantan Timur menjadi sorotan serius pemangku kepentingan terkait.
Perum Bulog memasok 1.000 ton beras untuk Transmart di seluruh Indonesia./Bisnis-Ni Luh Anggela.
Perum Bulog memasok 1.000 ton beras untuk Transmart di seluruh Indonesia./Bisnis-Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Meroketnya harga beras di Provinsi Kalimantan Timur menjadi sorotan serius pemangku kepentingan terkait.

Harga beras di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tercatat mengalami kenaikan hingga 20 persen sejak akhir tahun 2022 hingga saat ini.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kaltim dan Kaltara, Amrullah menyatakan hal ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan beras dari sentra-sentra produksi di Pulau Jawa dan Provinsi Sulawesi Selatan, yang terdampak oleh kemarau panjang.

Sementara itu, permintaan beras dari masyarakat tetap tinggi, sehingga hukum pasar berlaku. “Biasanya yang normal 2021 ke bawah itu pas ada panen raya, misalnya Maret-April di Jawa itu harga otomatis turun. Tapi harga beras tetap sama malah makin naik. Disini yang kita lihat karena kondisi stok di masyarakat yang kurang,” ujarnya baru-baru ini.

Untuk menstabilkan harga beras di Kaltim, Perum Bulog Kaltim dan Kaltara melakukan berbagai upaya, salah satunya melalui program Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP). 

Program ini sudah dimulai sejak awal Januari 2023, dengan mengedarkan beras medium dengan harga tebus Rp8.600 per kilogram dan harga eceran tertinggi (HET) Rp9.950 per kilogram.

Namun, karena harga beras di pasar terus meningkat, Bulog kemudian menyesuaikan harga tebus menjadi Rp10.250 per kilogram dan HET menjadi Rp11.500 per kilogram. 

Harga ini masih lebih murah dibandingkan dengan harga beras medium di pasar yang mencapai Rp12.600 per kilogram, dan beras premium yang mencapai Rp15.000 per kilogram. 

Amrullah menjelaskan, program SPHP merupakan program pemerintah yang mengimpor beras dari Thailand. Beras tersebut memiliki kualitas yang baik, sehingga disebut sebagai beras premium harga medium.

“Makanya outlet kita antusias lah karena mereka nggak bakal dapat harga segitu dengan kualitas seperti itu,” katanya.

Beras SPHP ini didistribusikan melalui Rumah Pangan Kita (RPK) dan juga ke pasar secara masif oleh Bulog.

Dia berharap bahwa dengan adanya beras SPHP ini, masyarakat memiliki alternatif membeli beras dengan harga terjangkau.

“Harapan paling tidak kita bisa mengimbangi kenaikan kenaikan beras. Minimal punya alternatif masyarakat beli beras dengan harga murah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler