Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) diklaim telah berada di koridor yang tepat terkait transformasi ekonomi dari sektor ekstraktif yang tidak terbarukan menjadi sektor yang bernilai tambah dan berkelanjutan.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Yusliando menyatakan transformasi ekonomi Kaltim juga didukung oleh data proyeksi struktur ekonomi ke depan.
Pada 2022, sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 53 persen. Namun pada 2030, sektor tersebut diprediksi akan turun menjadi 17 persen.
Sementara itu, sektor industri pengolahan akan naik dari 15 persen pada 2022 menjadi 42 persen pada 2030.
Sektor perdagangan hotel dan restoran juga akan meningkat dari 5 persen menjadi 20 persen. Sedangkan sektor pertanian akan naik dari 7 persen menjadi 10 persen.
“Proyeksi ini menunjukkan bahwa kita sedang menuju ke arah yang benar dalam melakukan transformasi ekonomi. Tentu masih ada tantangan dan hambatan yang harus kita hadapi bersama,” ujarnya yang dikutip, Selasa (12/9/2023).
Baca Juga
Salah satu faktor yang dapat mempercepat upaya transformasi ekonomi Kaltim adalah hadirnya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di bumi Kalimantan.
Yusliando berharap bahwa pembangunan IKN dan wilayah mitra akan mengimplementasikan konsep superhub ekonomi yang terdiri atas pengembangan klaster-klaster industri.
“Kita berharap IKN tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi pusat inovasi dan kreativitas. Dengan demikian, IKN dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi di Kaltim dan Kalimantan secara keseluruhan,” tuturnya.
Untuk mendukung pembangunan IKN dan wilayah mitra, Yusliando mengatakan bahwa Pemprov Kaltim akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah lainnya.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga akan terus meningkatkan infrastruktur dan sumber daya manusia di daerahnya.
“Kita harus siap menyambut era baru ini dengan semangat dan kesiapan yang tinggi. Transformasi ekonomi Kaltim bukan hanya untuk kepentingan kita saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang,” tegasnya.
Sebelumnya, Gubernur Kaltim Isran Noor menyatakan strategi pembangunan ekonomi secara berkelanjutan telah diinisiasi sejak 2011.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengembangkan kawasan-kawasan industri yang dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam dan manusia di Kaltim.
“Kita ingin meningkatkan nilai tambah dari produk-produk lokal kita, baik itu dari sektor perkebunan, tanaman pangan, perikanan, pertambangan, maupun pariwisata. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya tak terbarukan,” ujarnya.
Beberapa kawasan industri strategis yang terus dikembangkan di Kaltim antara lain adalah Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK), Kawasan Industri Kariangau (KIK) dan Buluminung, serta kawasan industri perkayuan, perkapalan, industri hingga jasa di Kota Samarinda.
Selain itu, Kaltim juga memiliki destinasi pariwisata yang dapat menjadi sentra pengembangan ekonomi kreatif.
Seperti Pulau Derawan, Gua Haji Mangku, Danau Labuan Cermin, Karst Sangkulirang, Lamin Guntur dan juga Biduk-Biduk.