Bisnis.com, BALIKPAPAN — Investasi hijau dinilai membawa dampak positif bagi pembangunan dan perekonomian Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Gubernur Kaltim Isran Noor, mengatakan pihaknya terus mendorong investasi hijau yang sudah lama digaungkan. “Di Kaltim ini investasi hijau sudah berjalan dengan baik, tinggal perbaikan-perbaikan saja, supaya tidak menurun kualitasnya,” ujarnya belum lama ini.
Dia mencontohkan, pabrik semen PT Kobexindo Cement yang berlokasi di Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur.
Pabrik semen yang diresmikan oleh Isran Noor kurang lebih dua pekan lalu ini, memiliki kapasitas produksi 8 juta ton per tahun dengan total nilai investasi sebesar USD 1 miliar atau setara Rp15 triliun. Pabrik ini juga diklaim telah dilengkapi dengan sistem lingkungan yang canggih dan berlokasi di pinggir pantai sehingga mudah untuk mengirim produknya ke berbagai daerah.
“Itu pabrik semen dari grup Hongshi Holding Group China terbesar di luar negaranya, kan ada beberapa di Asia Tenggara. Dia bangun dengan sistem lingkungan yang tepat, pinggir pantai, ada kemudian dia pelihara hutan tidak diganggu,” terang Isran.
Selain itu, pabrik semen ini juga memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja lokal. Sebagaimana diketahui, investasi China ke Indonesia merupakan fenomena yang tidak bisa diabaikan. China adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia dan juga salah satu negara yang memiliki pengaruh besar di kawasan Asia Pasifik.
Baca Juga
Menurut data yang dihimpun Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim, negara yang paling besar menanamkan investasinya di Kaltim pada kuartal II/2023 ini adalah China, disusul Singapura dan Malaysia. Ketiganya mendominasi realisasi investasi berdasarkan asal negara dalam peringkat tiga besar.
Kepala DPMPTSP Kaltim, Puguh Harjanto mengatakan total Penanaman Modal Asing (PMA) di Kaltim periode kuartal II/2023 sebesar Rp 4,54 triliun. “Tertinggi pertama, Tiongkok sebesar US$93 juta atau Rp1,37 triliun, atau 30,25 persen dari total realisasi investasi asal negara,” ungkapnya.
Singapura berada di posisi kedua dengan nilai investasi sebesar US$72,71 juta (Rp1,07 triliun) atau 23,65 persen dari total realisasi investasi asal negara. Kemudian, Malaysia menempati peringkat ketiga dengan nilai investasi sebesar US$32,10 juta atau (Rp475,08 miliar) atau 10,44 persen dari total realisasi investasi negara asal.
Meski PMA di Kaltim masih berada di peringkat ke-10 secara nasional, kata Puguh, tapi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kaltim sudah mencapai peringkat kelima.
Dia optimis target investasi yang ditetapkan oleh Kementerian Investasi/BKPM bisa tercapai tahun ini dengan didukung oleh beberapa sektor usaha unggulan. “Tiga sektor usaha yang masih mendominasi investasi kita, pertambangan, industri logam dasar, tanaman pangan dan perkebunan,” pungkasnya.