Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kredit korporasi di Kalimantan Timur tetap terjaga meski harga komoditas batu bara, mengalami perlambatan pada kuartal II/2023.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit korporasi Kaltim pada kuartal II/2023 tumbuh sebesar 10,23 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 9,82 persen (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltim Budi Widihartanto menyatakan kredit korporasi Kaltim terutama disalurkan ke sektor pertambangan, perkebunan, industri pengolahan, dan konstruksi.
“Berdasarkan pangsa perekonomian Kaltim, LU pertambangan menempati posisi teratas. Oleh karena itu, perekonomian Kaltim cenderung mengikuti pergerakan komoditas pertambangan yang terutama adalah komoditas batu bara,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (26/9/2023).
Sementara itu, harga batu bara acuan (HBA) pada kuartal II/2023 tercatat mengalami kontraksi sebesar 25,37 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 57,17 persen (yoy).
“Harga batu bara berdampak pada penjualan korporasi di Kaltim, yang turut berdampak pada margin usaha namun tetap terjaga pada level positif,” terang Budi.
Baca Juga
Ini merupakan bukti bahwa perekonomian Kaltim tidak monoton, tetapi dinamis dan terdiversifikasi. Artinya, dunia usaha di Kaltim tidak hanya bergantung pada komoditas batu bara, tetapi juga mampu mengembangkan sektor-sektor lain yang potensial.
Budi menilai bahwa kinerja kredit korporasi Kaltim yang tetap terjaga merupakan hasil dari sinergi antara pemangku kepentingan di daerah.
Bank Indonesia sendiri terus mendukung pengembangan sektor-sektor unggulan di Kaltim, seperti pertambangan, perkebunan, industri pengolahan, dan pariwisata yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah dan memberikan multiplier effect bagi sektor-sektor lainnya.
Berdasarkan porsinya, penyaluran pembiayaan masih terkonsentrasi di Balikpapan dan Samarinda sebagai pusat kegiatan ekonomi daerah dengan porsi total sebesar 46,33 persen.
Adapun, capaian tertinggi berada di Bontang yang tumbuh sebesar 107,74 persen (yoy), meski melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.