Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Transaksi uang elektronik (UE) di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami penurunan baik dari nominal maupun volume pada kuartal II/2023.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), nominal transaksi UE di Kaltim pada kuartal II tahun 2023 hanya mencapai Rp1,17 triliun, turun 4,84% dibandingkan dengan Rp1,23 triliun pada kuartal II tahun 2022.
Sementara itu, volume transaksi UE juga mengalami penurunan 8,98% dari 10,18 juta transaksi menjadi 9,27 juta transaksi pada periode yang sama.
Tidak hanya itu, jumlah akun UE di Kaltim juga berkurang 27,39% dari 4,89 juta akun menjadi 3,56 juta akun pada kuartal II tahun 2023. Ini menandakan bahwa minat masyarakat untuk menggunakan UE sebagai alat pembayaran semakin menurun.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim Budi Widihartanto menyatakan, kontraksi penggunaan UE secara tahunan di Kaltim disebabkan oleh mulai pulihnya aktivitas masyarakat.
“Sehingga preferensi belanja di masyarakat bergeser ke arah hybrid baik secara online maupun offline,” katanya.
Baca Juga
Di sisi lain, masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) semakin aktif dalam menggunakan alat pembayaran nontunai yang tercermin dari transaksi kartu kredit dan ATM/Debit pada kuartal II/2023.
Menurut data dari Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPWBI) Kaltim, transaksi kartu kredit di provinsi tersebut meningkat 25,91% secara tahunan (yoy) dari sisi nominal dan 40,16% dari sisi volume.
Sementara itu, transaksi kartu ATM/Debit naik 20,26% dari sisi nominal, meskipun turun 37,18% dari sisi volume.
“Kota Balikpapan dan Kota Samarinda menjadi penggerak utama pertumbuhan transaksi kartu kredit di Provinsi Kaltim,” pungkasnya.