Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Kaltim Naik, Impor Melonjak Oktober 2023

Nilai ekspor Kaltim pada Oktober 2023 tercatat sebesar US$2,07 miliar, atau naik sebesar US$166,29 juta dibandingkan dengan September 2023.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, SAMARINDA –– Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat kinerja perdagangan luar negeri yang positif pada Oktober 2023. Nilai ekspor naik 8,70% dibandingkan bulan sebelumnya, sementara nilai impor melonjak 47,30%.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim yang dirilis pada 15 November 2023, nilai ekspor Kaltim pada Oktober 2023 tercatat sebesar US$2,07 miliar, atau naik sebesar US$166,29 juta dibandingkan dengan September 2023. 

Kepala BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana menyatakan peningkatan ini disebabkan oleh naiknya ekspor migas dan nonmigas, dengan kenaikan masing-masing sebesar 9,15% dan 8,65%.

Ekspor nonmigas Kaltim pada Oktober 2023 didominasi oleh bahan bakar mineral dengan kontribusi sebesar 82,66%, diikuti oleh lemak dan minyak hewani/nabati sebesar 12,43%.

“Negara tujuan utama ekspor nonmigas Kaltim adalah Tiongkok, India, Filipina, dan Jepang,” ujarnya yang dikutip dari keterangan resmi, Rabu (22/11/2023).

Sementara itu, nilai impor Kaltim pada Oktober 2023 tercatat sebesar US$687,30 juta, atau naik sebesar US$223,71 juta dibandingkan dengan September 2023. 

Lonjakan ini disebabkan oleh naiknya impor migas dan nonmigas, dengan kenaikan masing-masing sebesar 58,30% dan 8,48%.

“Impor migas Kaltim pada Oktober 2023 didominasi oleh minyak mentah dengan kontribusi sebesar 88,02%, diikuti oleh hasil minyak sebesar 11,98%,” terang Yusniar. 

Kemudian,impor nonmigas Kaltim pada Oktober 2023 didominasi oleh mesin dan peralatan mekanik dengan kontribusi sebesar 28,06%, diikuti oleh besi dan baja sebesar 18,07%. Negara asal utama impor nonmigas Kaltim adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Dengan demikian, neraca perdagangan Kaltim pada Oktober 2023 mengalami surplus sebesar US$1,38 miliar, atau turun 19,75% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

"Surplus ini disebabkan oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$1,73 miliar, meskipun sektor migas mengalami defisit sebesar US$349,50 juta," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper