Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Impor Kaltim Kompak Turun di Desember 2023

BPS Kaltim mencatat nilai ekspor dan impor Kaltim mengalami penurunan bersamaan dibandingkan bulan sebelumnya.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat nilai ekspor dan impor Kaltim mengalami penurunan bersamaan dibandingkan bulan sebelumnya.

Menurut data BPS Kaltim, nilai ekspor Kaltim pada Desember 2023 tercatat sebesar US$2,15 miliar, atau turun sebesar 1,22% dibandingkan dengan November 2023. Penurunan nilai ekspor disebabkan oleh turunnya nilai ekspor migas sebesar 21,83% dan nonmigas sebesar 1,39%.

Sementara itu, nilai impor Kaltim tercatat sebesar US$420,06 juta, atau turun sebesar 16,70% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan nilai impor disebabkan oleh naiknya nilai impor migas sebesar 17,65% dan nonmigas sebesar 13,88%.

Dengan demikian, neraca perdagangan Kaltim pada Desember 2023 masih mengalami surplus sebesar US$1,73 miliar.

Secara kumulatif, nilai ekspor Kaltim selama Januari-Desember 2023 tercatat sebesar US$26,84 miliar, atau turun sebesar 25,56% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022.

Kepala BPS Kaltim Yusniar Juliana mengatakan jika dirinci menurut sektor dan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, peningkatan nilai ekspor nonmigas pada Desember 2023 disebabkan oleh naiknya nilai ekspor pada hasil tambang yang meningkat sebesar 3,68%.

“Sebaliknya, ekspor hasil industri dan hasil pertanian mengalami penurunan masing-masing sebesar 7,67% dan 51,43%,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (7/2/2024).

Di sisi lain, Yusniar menambahkan, impor barang konsumi mengalami penurunan terdalam sebesar 91,04%.

Golongan barang berikutnya adalah bahan baku/penolong diikuti barang modal yang masing-masing mengalami penurunan sebesar 16,47% dan 2,42%.

“Dilihat dari peranannya selama Januari–Desember 2023, impor Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh golongan bahan baku/penolong sebesar US$5.011,18 juta (89,95%), diikuti oleh barang modal sebesar US$532,51 juta (9,56%), dan barang konsumsi sebesar US$27,12 juta (0,49%),” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper