Bisnis.com, BALIKPAPAN — Penanaman padi di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami keterlambatan akibat kurangnya pasokan air. Hal ini berdampak pada panen yang baru akan dimulai pada April-Mei 2024, sementara sebagian lahan masih ditanami hingga Desember 2023.
Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim Siti Farisyah Yana mengatakan masalah ini tidak hanya dialami oleh Kaltim, tetapi juga daerah lain di Indonesia.
“Untuk mengatasi keterlambatan panen, pemerintah telah melakukan beberapa langkah, seperti membagikan beras stabilisasi harga dan pasokan pangan (SPHP) dan bantuan beras 10 kg kepada Masyarakat,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Rabu (21/2/2024).
Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan penyimpanan beras di Bulog sebagai cadangan strategis. Wanita yang akrab disapa Yana ini mengungkapkan bahwa keterlambatan panen turut diperparah oleh fenomena cuaca El Nino yang menyebabkan kemarau panjang.
Sementara itu, Yana menambahkan bahwa beras hasil produksi di Kaltim tidak diambil oleh Bulog, melainkan langsung dijual ke pasar. “Kami sedang menyelidiki hingga penggilingan, untuk mengetahui output dan distribusi beras di Kaltim,” katanya.
Menurut Yana, hal ini penting untuk menghindari monopoli pedagang besar yang bisa menimbulkan gejolak harga.
Baca Juga
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Yana berharap bahwa keterlambatan panen padi di Kaltim tidak berlarut-larut dan membawa dampak buruk pada ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.