Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mengambil langkah strategis dengan membentuk Toko Penyeimbang Inflasi atau Kios Siap Jaga Harga dan Pasokan (SIGAP) di tiga kabupaten/kota.
Ketiga daerah yang dipilih adalah Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dan Kabupaten Berau.
Keputusan ini didasarkan pada lokasi pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menentukan tingkat persentase inflasi di Kaltim.
Sebelumnya, Pemprov Kaltim telah membentuk Toko Penyeimbang Inflasi/Kios SIGAP di Kota Samarinda, yaitu di Pasar Segiri dan Pasar Merdeka.
Inovasi berupa toko penyeimbang ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (DP2KUKM) Kaltim Heni Purwaningsih mengungkapkan bahwa tingkat inflasi di Kaltim, terutama dari sisi pangan bahan pokok, masih cukup tinggi.
Baca Juga
“Mayoritas pasokan pangan masih berasal dari luar daerah. Dalam situasi seperti ini, langkah-langkah harus diambil untuk mengendalikan inflasi,” ujarnya yang dikutip, Sabtu (13/4/2024).
Sejak 1 Januari 2024, tingkat inflasi Kaltim diukur dari empat kabupaten/kota. Sebelumnya, hanya dua kota gabungan, Balikpapan dan Samarinda, yang menjadi ukuran IHK Kaltim.
Namun, kini dua kabupaten tambahan, Berau dan PPU, juga menjadi bagian dari pengukuran.
Heni menjelaskan ketika pengukuran IHK hanya dilakukan di dua kota gabungan, Samarinda dan Balikpapan, tingkat inflasi keduanya relatif stabil, dimana kehadiran pelabuhan besar memastikan perhitungan inflasi berjalan stabil dan rendah.
Namun, dengan penambahan dua IHK baru, PPU dan Berau, pada Februari 2024, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Berau sebesar 4,14%.
“Ini menjadi tantangan ke depan dalam mengendalikan angka inflasi,” jelasnya.
Dia mengungkapkan bahwa toko penyeimbang bisa menjadi salah satu strategi efektif dalam mengatasi inflasi.
Fungsinya yang menyediakan pasokan bahan pokok dengan harga terjangkau dapat menjadi alternatif pilihan belanja bagi masyarakat.
Adapun, Heni menegaskan bahwa toko penyeimbang bukanlah pesaing bagi pedagang. Sebaliknya, ini merupakan komitmen pemerintah untuk hadir di tengah masyarakat dan membantu menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau, jumlah yang mencukupi, dan mutu terbaik.