Bisnis.com, KALIMANTAN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur menggelar Talkshow Keuangan Sharia di hari terakhir Kalafest (Kaltim Halal Festival) Road to FESyar KTI 2024, Sabtu (1/6/2024).
Hari ini Kalafest menyajikan serangkaian kegiatan, seperti Final Penyisihan Kompetisi Ekonomi Syariah Nasional (KESN), Lomba Dakwah, Edukasi Qris, Nutur QRIS Jelajah Indonesia Makin Praktis Pakai Qris, dan Talkshow Keuangan Syariah dan ditutup dengan Closing Ceremony.
Acara yang mengupas lebih dalam terkait "Digitalisasi Islamic Social Finance: Peluang dan Tantangan ke Depan" ini menghadirkan sejumlah narasumber dari Akademisi Unair Bayu Arie Fianto, Wakil Ketua Baznas Mokhamad Mahdum, dan Komisioner Badan Wakaf Indonesia Daeng Naja, serta dipandu oleh Moderator Syarifah Rahma.
Bayu Arie mengungkapkan bahwa Islamic Social Finance (ISF) adalah instrumen keuangan syariah yang meliputi zakat, infak, sedekah (ZIS) wakaf, dan lembaga keuangan mikro syariah.
"ISF bertujuan untuk memastikan keadilan sosial tercipta melalui redistribusi pendapatan dan selaras dengan tujuan SDGs," ujarnya di Atrium Utama Bigmal, Samarinda, Sabtu (1/6/2024).
Selain itu, tantangan utama ISF yang dijelaskan adalah mendorong adaptasi terhadap generasi milenial dan Z yang lebih menyukai donasi melalui platform digital daripada membawa uang tunai.
"ISF menghadapi tantangan dalam pengelolaan dan koordinasi, kurangnya database yang terintegrasi, serta rendahnya kualitas SDM di lembaga amil zakat," jelasnya.
Sementara itu, Mokhamad Mahdum menyebutkan potensi pendapatan dari ISF di Indonesia sangat besar, yaitu mencapai Rp327 triliun. Namun, realisasi saat ini masih jauh dari potensi tersebut.
Baznas, sebagai badan amil zakat nasional, telah berupaya memanfaatkan teknologi untuk digitalisasi pengelolaan zakat, dengan pendapatan signifikan dari platform digital.
Dian menyebutkan, potensi zakat Indonesia secara digital Rp63,9 triliun. Baznas menggunakan hampir semua platform di Indonesia, lebih dari 100 platform pembayaran ZIS.
"Kalian tau, pendapatan Baznas pusat dari transfer infak sedekah mulai Rp25.000 sampai paling tinggi Rp125.000 lewat platform digital mencapai Rp10 milyar per bulan," sebutnya.
Daeng Naja menuturkan era digitalisasi kini mempermudah berbagai bentuk wakaf, seperti kendaraan, rumah, dan bahkan wakaf uang.
Platform seperti berkahwakaf.id memungkinkan wakaf mulai dari Rp50.000.
" Wakaf harus produktif! dan menghasilkan manfaat berkelanjutan untuk masyarakat," terangnya.
Kemudian, implementasi teknologi seperti blockchain dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan wakaf dan zakat, guna memastikan penggunaan dana yang tepat dan berdampak.
Secara umum, ISF juga mendorong digitalisasi zakat melalui aplikasi dan web,hingga menjadikannya gaya hidup modern.
Penggunaan teknologi dalam pengelolaan zakat telah dipastikan keamanannya sesuai regulasi.
Secara keseluruhan, ISF berperan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi, meningkatkan gaji guru, asupan gizi, dan pemberdayaan masyarakat tidak mampu.
Adapun, penggunaan teknologi modern dan blockchain untuk ISF dapat mengoptimalkan pengelolaan dan penetrasi di masyarakat.