Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaltim Arungi Gelombang Surut Ekspor, Termasuk Batu Bara?

Secara kumulatif nilai ekspor Kaltim selama Januari-April 2024 tercatat US$8,04 miliar, atau turun 22,36% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.
Aktivitas tambang batu bara/Bisnis
Aktivitas tambang batu bara/Bisnis

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami penurunan ekspor sebesar 4,61% dari bulan sebelumnya, dengan total nilai ekspor mencapai US$2,11 miliar pada April 2024.

Sebaliknya, impor mengalami kenaikan signifikan sebesar 33,28%, dengan nilai total sebesar US$343,53 juta.

Kepala BPS Kalimantan Timur Yusniar Juliana menyatakan secara kumulatif nilai ekspor Kaltim selama Januari hingga April 2024 tercatat sebesar US$8,04 miliar, atau turun 22,36% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.

“Sektor andalan komoditas hasil tambang masih menjadi tulang punggung ekspor dengan kontribusi sebesar 72,75%, diikuti hasil industri dan migas,” ujarnya dalam rilis, Rabu (12/6/2024).

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim Budi Widihartanto menyatakan nilai ekspor batu bara kuartal I/2024 terkontraksi sebesar -24,24% (yoy), tapi masih lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya, yaitu -34,53%.

Penurunan ini juga berimplikasi pada turunnya penyaluran kredit sektor pertambangan sebesar 16,79% secara kuartalan (q-t-q), yaitu dari 40,59% pada kuartal IV/2023 menjadi hanya tumbuh 23,80% pada kuartal I/2024.

Kendati demikian, dalam menghadapi tekanan nilai tukar yang disebabkan oleh dinamika global, Kaltim tetap optimis berkat ekspansi industri yang masif dan permintaan komoditas ekspor yang terus berkembang.

Secara rinci, Budi menyebutkan ekspor nonmigas Kaltim pada bulan April 2024 mencapai US$1,96 miliar, yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan total impor sebesar US$343,53 juta.

“Meskipun terjadi penurunan nominal dari bulan sebelumnya, pertumbuhan ekspor nonmigas menunjukkan perbaikan, dengan kontraksi yang menurun dari -20,94% (yoy) menjadi -11,13% (yoy),” tegasnya.

Kendati demikian, Budi menyebutkan secara akumulasi tahunan hingga bulan April, terjadi kontraksi yang lebih dalam sebesar -34,85% (yoy), yang dipengaruhi oleh penurunan volume ekspor batu bara di tengah depresiasi nilai tukar dan normalisasi harga batu bara.

Di sisi lain, dia menjelaskan impor migas pada bulan yang sama tercatat sebesar US$253 juta yang menunjukkan kontraksi yang lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya.

“Secara akumulasi tahunan, nilai impor migas tercatat sebesar US$3,82 juta, sedikit turun dari bulan sebelumnya namun masih menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 0.37% (yoy)," jelasnya.

Adapun, dia menuturkan kenaikan impor migas ini mencerminkan permintaan domestik yang tinggi, yang diimbangi oleh net ekspor yang tetap positif sebesar US$19,31 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper