Bisnis.com, BALIKPAPAN — Ekspor nonmigas Provinsi Kalimantan Timur pada Mei 2024 mengalami penurunan di semua sektor jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur Yusniar Juliana menyatakan penurunan nilai ekspor ini berdampak pada hasil pertanian, industri, dan tambang dengan penurunan masing-masing sebesar 35,71%, 31,16%, dan 12,37%.
"Dibandingkan tahun sebelumnya, hasil industri mengalami penurunan nilai ekspor terdalam sebesar 18,54%, sementara nilai ekspor tambang dan hasil pertanian turun masing-masing sebesar 15,10% dan 4,40%," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (9/7/2024).
Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh sektor-sektor utama di Kaltim dalam menjaga stabilitas ekspor di tengah kondisi pasar global yang fluktuatif.
Sementara itu, komoditas hasil tambang tetap menjadi andalan ekspor Kaltim dengan kontribusi sebesar 73,07% dari total nilai ekspor nonmigas pada periode Januari–Mei 2024.
Hasil industri dan migas masing-masing berkontribusi sebesar 16,57% dan 10,18%.
Baca Juga
Di sisi lain, Yusniar mengungkapkan bahwa total nilai ekspor nonmigas Kaltim periode Januari–Mei 2024 ke kawasan ASEAN mencapai US$1,94 miliar dan berkontribusi sebesar 21,77% terhadap total ekspor nonmigas.
Sedangkan, kontribusi ekspor ke Uni Eropa relatif kecil, yaitu sebesar US$170,89 juta atau 1,91%.
Secara umum, total nilai ekspor nonmigas ke 13 negara tujuan utama pada Mei 2024 adalah sebesar US$1,56 miliar atau merosot sebesar US$206,79 juta (11,65%) dibandingkan April 2024.
Yusniar menyebutkan penurunan terbesar terjadi pada ekspor ke India, Tiongkok, dan Malaysia. "Ekspor ke India turun sebesar US$95,34 juta (23,38%), ke Tiongkok turun sebesar US$59,76 juta (10,30%), dan ke Malaysia turun sebesar US$48,38 juta (44,05%)," jelasnya.
Dia menuturkan bahwa ekspor nonmigas ke 13 negara tujuan utama turun sebesar 22,42% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya secara kumulatif Januari–Mei 2024.
“Tiongkok tetap menjadi negara tujuan ekspor utama dengan nilai ekspor sebesar US$2,88 miliar (32,20%), diikuti India dengan nilai sebesar US$1,64 miliar (18,36%), dan Filipina sebesar US$796,29 juta (8,90%),” pungkasnya.