Bisnis.com, BALIKPAPAN – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan kinerja ekonomi yang solid hingga semester I/2024.
Benua Etam kini menjadi salah satu wilayah dengan potensi investasi yang menjanjikan di Indonesia, seiring dengan pembangunan IKN dan proyek-proyek strategis lainnya yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim Budi Widihartanto menyatakan penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat mencapai Rp24,4 triliun, sekaligus menempatkan Kaltim pada peringkat kelima secara nasional.
Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) tercatat sebesar USD589 juta dan berada di posisi ke-15 nasional. Dari sisi makroekonomi, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada kuartal II/2024 mencapai 5,85% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Menurutnya, angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi regional Kalimantan dan nasional.
"Pertumbuhan ini didorong oleh sektor konstruksi, yang terus mendapat momentum dari proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) serta investasi yang terus meningkat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (11/10/2024).
Baca Juga
Budi melanjutkan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu motor penggerak utama ekonomi Kaltim, terutama dari sisi pengeluaran.
Kendati demikian, kinerja sektor pertambangan mengalami sedikit perlambatan pada kuartal II/2024. Penurunan produksi batu bara akibat curah hujan yang tinggi, serta melambatnya permintaan dari negara mitra utama, seperti Tiongkok, turut memengaruhi sektor ini.
“Perlambatan permintaan dari Tiongkok akibat peningkatan pasokan batu bara domestik menjadi tantangan tersendiri bagi ekspor Kaltim,” terang Budi.
Di sisi lain dari empat kabupaten/kota yang dipantau, tiga di antaranya mencatat inflasi pada September 2024.
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,23% secara bulanan (month-to-month/MtM), diikuti oleh Kota Balikpapan (0,10% MtM) dan Samarinda (0,01% MtM).
Adapun, Kabupaten Berau mencatat deflasi sebesar 0,02% MtM. Budi mengungkapkan bahwa proyeksi inflasi untuk 2024 dan 2025 di Kaltim diperkirakan akan tetap berada dalam kisaran target nasional sebesar 2,5±1%.
Indonesia bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan terus memperkuat koordinasi dalam menjaga stabilitas harga.
“Bank Indonesia akan terus bekerja sama dengan semua pihak guna memastikan data dan informasi yang berkualitas sebagai dasar dalam perumusan kebijakan ekonomi yang tepat,” pungkasnya.