Bisnis.com, BALIKPAPAN – Fakultas Farmasi Universitas Mulia sukses menyelenggarakan Seminar Farmasi Nasional (SAFANA) edisi perdana dengan mengusung tema ‘Peranan Tenaga Kesehatan dalam Menunjang Pencegahan, Persiapan dan Respon terhadap Krisis Kesehatan Akan Datang.’
Acara yang berlangsung secara hybrid, yaitu di Universitas Mulia Kota Balikpapan dan melalui platform Zoom Meeting ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di bidang kesehatan dan lingkungan mulai 17 hingga 18 Oktober 2024.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber ahli, yaitu Prof. Ajeng Diantini dari Universitas Padjajaran, seorang pakar farmakologi dan farmasi klinis, serta Kintoko, seorang ahli etnomedicine dari Universitas Ahmad Dahlan.
Rektor Universitas Mulia Prof Muhammad Ahsin Rifa'I menegaskan pentingnya seminar ini ditengah tantangan kesehatan global yang terus meningkat, terutama pasca pandemi COVID-19 yang menuntut kesiapan seluruh komponen kesehatan, termasuk tenaga kesehatan, dalam menghadapi krisis serupa di masa depan.
“Seminar ini merupakan langkah proaktif untuk memperkuat sistem kesehatan nasional melalui pencegahan dan persiapan sejak dini,” ujarnya di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia Kota Balikpapan, Kamis (17/10/2024).
Dia mengimbau para peserta dapat menyampaikan ide dan strategi inovatif yang relevan untuk meningkatkan ketahanan sistem kesehatan, khususnya di Kalimantan Timur dan Kota Balikpapan.
Sehingga, SAFANA 2024 diharapkan tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga katalisator bagi terciptanya solusi nyata dalam mengatasi tantangan kesehatan masa depan.
Prof Muhammad Ahsin Rifa'I turut membuka acara sekaligus mengajak semua peserta untuk menjadikan seminar ini sebagai momentum awal kemajuan kesehatan di Indonesia.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai momentum dalam memperkuat kolaborasi dan komitmen kita untuk menghadapi krisis kesehatan yang tak terduga,” terangnya.
Dia berharap seminar ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi pengembangan kebijakan kesehatan nasional dan regional dengan mengedepankan pendekatan analitis dan kritis.
Adapun, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, menyebutkan pengalaman selama tiga tahun menghadapi krisis pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran berharga mengenai pengelolaan kesehatan.
“Transformasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan kini bertujuan menguatkan ketahanan terhadap krisis dengan mempersiapkan semua sumber daya, baik manusia maupun kesehatan, serta meningkatkan koordinasi lintas sektor,” sebutnya.
Turut hadir dalam acara ini pimpinan Yayasan Airlangga, IAI Balikpapan, LokaPOM Balikpapan, dan Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Samboja.