Bisnis.com, BALIKPAPAN – Provinsi Kalimantan Timur mencatat tingkat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 1,75%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,52 pada Oktober 2024.
Inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Berau sebesar 3,54%, sementara terendah di Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 0,85%.
Fenomena ini terjadi di tengah kenaikan harga pada sebagian besar kelompok pengeluaran, seperti perawatan pribadi dan jasa lainnya yang menyumbang inflasi tertinggi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur Yusniar Juliana, menyatakan kelompok ini mencatatkan inflasi tahunan sebesar 5,92% yang dipengaruhi oleh kenaikan harga emas perhiasan.
Kemudian, diikuti dengan kelompok kesehatan sebesar 5,32% dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,08%.
“Secara month-to-month (m-to-m), terjadi penurunan indeks harga (deflasi) pada Oktober 2024 sebesar 0,16 persen. Sementara itu, secara year-to-date (y-to-d), pada Oktober 2024 terjadi inflasi sebesar 1,08 persen,” ujarnya dalam keterangan rilis kepada media, Jumat (1/11/2024).
Baca Juga
Selanjutnya, dia mengungkapkan bahwa kelompok transportasi mengalami deflasi tahunan sebesar 0,99%.
Selain itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga mengalami deflasi sebesar 0,50% atau terjadi penurunan indeks dari 99,94 menjadi 99,44.
Adapun, dia menuturkan komoditas yang dominan memberikan andil besar, yaitu bensin, angkutan udara, telepon seluler, pengharum cucian/pelembut, solar, dan sabun cair/cuci piring.
“Sedangkan, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Oktober 2024, antara lain kangkung, ikan layang/ikan benggol, bayam, cabai rawit, sawi hijau, semangka, kacang panjang, jagung manis, kentang, dan beras,” pungkasnya.