Bisnis.com, BALIKPAPAN – Industri di Kota Balikpapan menunjukkan perkembangan yang mengesankan.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (DKUMKMP) Kota Balikpapan, Heruressandy menyatakan keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai strategi dan program yang telah dijalankan.
"Kami berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi antara pelaku industri kecil, menengah, dan besar,"ujarnya yang dikutip, Minggu (24/11/2024).
Dia menambahkan, dukungan infrastruktur dan strategisnya lokasi Balikpapan sebagai gerbang menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing industri yang menandai Kota Minyak sebagai pusat kegiatan ekonomi di Benua Etam.
"Sektor industri di Balikpapan semakin berkembang, ini juga efek dari adanya IKN," katanya.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan bahwa Balikpapan telah membangun fasilitas cold storage yang mulai dioperasikan pada tahun 2024 untuk dapat digunakan oleh pelaku industri dan masyarakat kota Balikpapan.
Baca Juga
"Kami sambil menunggu perda tentang retribusi daerah disahkan," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Heru ini, menjelaskan fasilitas tersebut dirancang untuk menjaga kualitas produk lokal dengan kapasitas 80 ton, di mana 60 ton digunakan untuk penyimpanan pendingin dan 20 ton untuk pembekuan.
Suhu penyimpanan bisa mencapai minus 17 derajat Celsius, sementara pembekuan bisa mencapai minus 40 derajat Celsius.
Heru memaparkan tarif retribusi ditetapkan dengan peraturan daerah, yakni Rp100 per kilo per hari untuk penyimpanan dan Rp2.000 per kilo per hari untuk pembekuan. Untuk penggunaan bulanan, biaya disepakati sebesar Rp85 juta.
"Konsumen kami baru dari sentra teritip. Ada 250 kg ikan untuk produksi amplangnya dan akan beroperasi 24 jam," paparnya.
Dia merinci, Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Balikpapan terbagi menjadi 8 kelompok dengan total 1.064 IKM, mencakup berbagai sektor seperti Hasil Hutan, Pulp dan Kertas, Kimia, Agro, Logam Mesin dan Perekayasa, Alat Angkut, Aneka, dan Tekstil.
Kemudian, Heru menyebutkan terdapat pula dukungan infrastruktur yang meliputi 100 Rumah Produksi di Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) dan 24 di Sentra Industri Kecil Teritip (SIKT), yang menumbuhkan jiwa wirausaha dan mendorong investasi.
Adapun, dia menuturkan pertumbuhan ini terlihat dari peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor IKM, yang melonjak dari Rp115 juta pada 2021 hingga Rp330 juta pada 2024.