Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Balikpapan Steril dari Drama Beras Oplosan

Balikpapan bebas dari kasus beras oplosan, namun harga beras di atas HET akibat biaya distribusi dan produksi. Stok beras aman, masyarakat diminta tidak panik.
Pedagang menata beras di salah satu agen beras di Tangerang Selatan, Banten. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata beras di salah satu agen beras di Tangerang Selatan, Banten. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ringkasan Berita
  • Dinas Perdagangan Balikpapan memastikan tidak ada kasus beras oplosan di wilayah mereka, berbeda dengan situasi di Samarinda.
  • Beberapa distributor di Balikpapan menjual beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dan sedang dalam proses klarifikasi oleh Satgas Pangan.
  • Stok beras di Balikpapan aman dengan cadangan dari Bulog sekitar 1.000 ton, meskipun ada kenaikan harga akibat biaya produksi dan distribusi yang meningkat.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, SAMARINDA — Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan secara tegas menyatakan wilayah mereka bersih dari kasus beras oplosan yang kini menghebohkan Kalimantan Timur. 

Kepala Disdag Balikpapan, Haemusri Umar menyatakan hal tersebut mencuat lantaran maraknya temuan dugaan beras oplosan di Kota Samarinda yang tengah ditangani Satuan Tugas Pangan.

Menurutnya, sejumlah distributor di Balikpapan justru terdeteksi menjual beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. 

Ketiga distributor tersebut kini harus berhadapan dengan Satgas Pangan Polda Kaltim untuk memberikan klarifikasi.

"Informasi soal beras oplosan itu berasal dari Samarinda dan sedang ditindaklanjuti oleh Satgas Pangan. Untuk Balikpapan, tidak ditemukan adanya kasus beras oplosan," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (23/7/2025).

Lebih jauh, Haemusri menjelaskan kenaikan harga beras tersebut dipicu oleh membengkaknya biaya produksi dan distribusi. 

Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil komunikasi intensif antara Disdag dengan para distributor terkait.

"Mereka menyampaikan bahwa biaya angkut dan biaya operasional naik. Tapi tetap, selama menjual di atas HET, akan dikenai sanksi oleh Satgas Pangan, tidak ada toleransi untuk pelanggaran tersebut," tegasnya. 

Sementara itu, dari sisi ketersediaan, Haemusri meyakinkan bahwa stok beras di Kota Balikpapan masih relatif aman. 

Perum Bulog, kata dia, masih memiliki cadangan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan warga.

"Sampai saat ini informasi yang saya terima, stok beras dari Bulog masih sekitar 1.000 ton dan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Kota Balikpapan," paparnya.

Dalam konteks pencegahan, pihak Disdag terus mengintensifkan koordinasi dengan Satgas Pangan untuk memantau fluktuasi harga dan ketersediaan bahan pokok di pasaran. 

Pengawasan lapangan pun digalakkan sebagai bentuk komitmen menjaga stabilitas pasar.

"Kami terus turun ke lapangan, untuk memantau langsung ke distributor dan pengecer. Jika ada pelanggaran, kami tindaklanjuti bersama Satgas Pangan," terang Haemusri.

Adapun Haemusri mengimbau masyarakat Balikpapan untuk tidak terjebak dalam kepanikan yang tidak perlu. Menurutnya, kondisi di Balikpapan masih terkendali dan berbeda dengan kasus yang terjadi di Samarinda.

"Di Kota Balikpapan tidak ditemukan adanya beras oplosan, namun yang terjadi adanya kenaikan harga di HET akibat faktor distribusi dan produksi. Tidak ada indikasi beras oplosan, jadi masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro