Bisnis.com, PONTIANAK – Bursa Efek Indonesia mampu menggaet 1.031 investor saham baru di Kalimantan Barat dengan capaian transaksi menembus Rp3,1 triliun sepanjang 2915.
Meskipun dengan penambahan itu jumlah total di Kalbar sudah sebanyak 6.017 investor, tetapi menurut Kepala BEI Perwakilan Pontianak Taufan Febiola, nilai transaksi mengalami penurunan dari periode tahun sebelumnya, yang mencapai Rp3,5 triliun.
“Transaksi 2015 terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena masyoritas saham investor di Kalbar berada di emiten yang kinerja perusahaan selama semester II/2015 sedang merosot,” katanya kepada Bisnis, Selasa (5/1/2016).
Dia menyebutkan, emiten yang sahamnya dimiliki investor dari Kalbar adalah di sektor perbankan, pertambangan dan perkebunan. Sejumlah emiten seperti pertambangan dan perkebunan kinerjanya sangat merosot.
Namun dia optimistis pada 2016 transaksi saham dari investor Kalbar bisa mendekati angka Rp4 triliun.
Hal itu menyusul angin segar dari sejumlah kebijakan pemerintahan Joko Widodo yang hendak menggenjot pembangunan infrastruktur fisik. Kemudian terserapnya dengan baik anggaran belanja negara dan kinerja penghimpunan pajak yang optimal.
“Dampaknya positif nanti sepanjang 2016 yang membuat transaksi saham bergairah di Kalbar. Apalagi dengan adanya program baru bernama Yuk Menabung Saham. Dengan modal menabung murah hanya Rp100.000 sehingga membuat masyarakat tertarik untuk berinvestasi saham,” jelasnya.
Ditambah lagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga meminta supaya Reksa Dana semakin digalakkan di seluruh Tanah Air, termasuk di Kalbar.
Beberapa sekuritas juga memberikan unit penyertaan yang didiskon hingga 15%-20% pada 2016. Hal itu merupakan peluang bagus untuk memiliki rekening reksa dana.
Sejauh ini, kinerja reksa dana di Kalbar menurutnya belum menggembirakan. Terlihat dari transaksi yang baru menembus nominal Rp400 juta per bulan dan selama setahun ini belum mencapai Rp1 triliun. Sementara berdasarkan komposisi, pemilik reksa dana baru dikisaran 1.000 investor.
“Mayoritas pemilik saham memiliki rekening reksa dana untuk jenis pendapatan tetap dan saham karena memiliki return yang tinggi. Tahun 2015, masih minimnya kepemilikan reksa dana karena para investor masih wait and see,” jelasnya.