Bisnis.com, PONTIANAK – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolimas) Provinsi Kalimantan Barat Aliuk mengatakan, Gerakan Fajar Nusantara perwakilan Kalbar telah membubarkan diri pada 27 April 2015.
Dia mengatakan, surat pembubaran diri organisasi yang sedang hangat menjadi perbincangan di media massa ini ditandatangani Ketua Pengurus DPD Gafatar Kalbar yaitu Addi Dendy Kusuma.
Saat bersama Bisnis, Aliuk menunjukkan berkas dokumen pembubaran Gafatar di antara map ungu muda beserta surat ditujukan ke Kejaksaan Tinggi, Kepolisian Daerah Kalbar, dan Kepala Badan Intelijen Negara untuk memantau pergerakan organisasi ini di Kalbar.
DPP Gafatar menyatakan DPD Gafatar Kalbar telah dibubarkan berdasarkan SK No. 090/kpts/DPP/IV/2015 tentang pembubaran, pemberhentian dan penonaktifan struktur dan kepengurusan DPD Gafatar Kalbar.
“Mereka sudah membubarkan diri pada 27 April di Kalbar. Awalnya mereka minta didaftarkan ke Kesbangpolimas tetapi belum terdaftar sudah dibubarkan,” ujar dia, Rabu (12/1/2015).
Aliuk mengaku, pernah menghadiri kesempatan diundung mengikuti seminar yang diadakan oleh Gafatar Kalbar pada 2014. Dalam seminar itu, dia menyaksikan bahwa Gafatar memiliki anggaran dasar rumah tangga (AD/RT) Pancasila.
“Kegiatan mereka di bidang pertanian, pangan tetapi perjalanan waktu mereka ternyata membentuk ideologi agama baru. Makanya beberapa bulan lalu kami minta Kejati dan Polda Kalbar memantau gerakan ini,” ucapnya.
Gafatar menjadi sorotan media massa karena warga Yogyakarta Rica Tri Handayani menghilang dan disebut-sebut sempat berada di Kabupaten Mempawah Kalbar bergabung dengan Gafatar setelah ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.