Bisnis.com, BALIKPAPAN — Sebanyak 227 warga eks Gafatar yang bermukim di Desa Karya Jaya, Samboja, Kutai Kartanegara, akan dipulangkan Selasa (26/1) ke kampung halamannya di berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, Polda Kaltim telah menurunkan personil sebanyak satu satuan setingkat kompi yang dibantu dengan anggota TNI untuk menjaga keamanan warga eks Gafatar yang berkumim di Samboja.
Edward, salah satu warga eks Gafatar, membenarkan informasi mengenai pemulangannya tersebut. Dia mengaku warga eks Gafatar lainnya tak bisa berbuat banyak lagi.
Akibat ramainya pemberitaan mengenai Gafatar, aktifitas bercocok tanam yang biasa dikerjakan warga eks Gafatar terpaksa harus terhenti.
“Kami di sini ya lihat ke depannya saja. Kalau itu dari pemerintah kami ya kami terima. Singkong sudah kami panen walau belum waktunya. Kami mau tanam bawang juga, sudah ada 100 Kg bibit,” tuturnya, Senin (25/1/2016).
Namun dengan adanya kejadian yang berkaitan dengan organisasi tersebut, warga eks Gafatar membatalkan rencana tanam tersebut. Padahal lahan telah siap, begitu pula dengan peralatan pengairan tanamannya.
Dari 2 hektare lahan yang dimiliki telah ditempati oleh 60 keluarga sejak Agustus silam. Lahan itu digunakan untuk membangun pemukiman beserta infrastrukturnya, serta pembuatan areal pertanian.
Para warga eks Gafatar mengeluarkan dana sekitar Rp1,3 miliar untuk pembelian lahan 2 hektare seharga Rp80 juta dan biaya pembangunan pemukiman dan lain-lainnya.
Edward mengatakan, dia dan warga eks Gafatar lainnya berharap agar diberikan kesempatan untuk tetap tinggal di Samboja selama setahun.
Hal itu untuk membuktikan bahwa para warga pendatang ini bukanlah penyebar ajaran agama yang menyimpang, namun hanya petani.
“Berikan kami waktu setahun lagi, kami jamin kami bisa membuktikan. Kalau tidak berhasil, silahkan usir kami dari sini,”
Sekretaris Daerah Kota Balikpapan Sayid MN Fadli membenarkan adanya pemulangan warga eks Gafatar melalui Pelabuhan Semayang Balikpapan dengan KM Siguntang.
“Dari yang dipulangkan itu tidak ada yang dari Balikpapan. Mereka dari Samboja, hanya saja dipulangkan melalui Balikpapan,”