Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi La Nina, Kalbar Banyak-Banyak Simpan Beras

Sebanyak 600.000 ton tersebut 20% di antaranya beras premium dari Jawa dan Sulawesi Selatan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras dari masyarakat perkotaan yang lebih memilih beras pulen dan harum.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI
Bisnis.com, PONTIANAK – Pemerintah Kalimantan Barat memiliki surplus sebanyak 187.000 ton dari 600.000 ton stok beras pada tahun ini.
 
Hal itu untuk mengantisipasi permintaan beras yang tinggi karena fenomena La Nina dan gagal panen.
 
Kepala Divisi Regional Kalbar Badan Urusan Logistik (Bulog) Muhammad Attar Rizal mengatakan, stok beras yang terdiri dari jenis raskin, medium dan premium itu untuk memenuhi konsumsi mulai periode Maret hingga Agustus 2016 ini.   
 
“Penyaluran langsung ke kecamatan-kecamatan seluruh 14 kabupaten dan kota di Kalbar, kemudian untuk 12 pasar besar tradisional di Kota Pontianak karena permintaan akan tinggi juga ada Imlek dan hari raya Idul Fitri, selain mengantisipasi La Nina dan gagal panen,” kata Muhammad kepada Bisnis, (1/2/2016).
 
Kendati terjadi surplus beras, diakuinya, harga beras masih akan tinggi usai panen pada April tahun ini karena adanya daerah yang defisit panen padi sehingga pihaknya mengambil langkah rutin dengan menggelar operasi pasar.
 
“Selain operasi pasar, kami juga akan dibantu oleh instansi seperti PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) tingkat kabupaten dan instansi teknis lain untuk menggelar pasar murah,”
 
Sementara, terkait cadangan beras yang sebagian didatangkan dari luar Kalbar, kata dia, karena pada panen padi selama 2015 tidak merata di 14 kabupaten kota dan terdapat 8 daerah yang defisit panen padi.
 
Sebanyak 600.000 ton tersebut 20% di antaranya beras premium dari Jawa dan Sulawesi Selatan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras dari masyarakat perkotaan yang lebih memilih beras pulen dan harum.
 
Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar Anggraito mengatakan, kendati Kalbar mengalami surplus beras, pihaknya tetap mewaspadai lonjakan permintaan beras pada tahun ini sehingga harus menambah pasokan cadangan beras.
 
“Banyak faktor diperkirakan beras cepat habis tahun ini, mulai faktor musim La Nina, 6 kabupaten yang hanya surplus panen padi, dan penjualan beras yang sedang kami kaji kemungkinan banyak dijual melalui pintu perbatasan ke Malaysia,”
 
Menurutnya, upaya pemerintah mengamankan stok kebutuhan beras lokal, selain mendatangkan beras dari luar Kalbar adalah dengan menggalakkan produksi tanaman sagu, jagung dan ubi jalar di tingkat petani sebagai bagian program diserfikasi tanaman.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper