Bisnis.com, BALIKPAPAN-Bank sentral mewaspadai musim hujan dan kebijakan penaikan tarif listrik, keduanya dianggap berpotensi menjadi faktor pendorong inflasi sepanjang Maret.
Sepanjang Februari 2017, Balikpapan mencatat deflasi bulanan sebesar -0,56% pada kelompok volatile food, utamanya pada sub-kelompok daging ayam, ikan, dan sayuran.
Sedangkan kelompok administered price memberi andil pada laju inflasi secara keseluruhan sebesar 0,13%, berasal dari kenaikan tarif tarif listrik. Kenaikan tarif pulsa ponsel dan sewa rumah juga turut menyumbang andil inflasi.
"Kebijakan kenaikan tarif listrik tahap II dan III diperkirakan akan terjadi pada Maret dan Mei," jelas Humas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Andi Palupi, Kamis (2/3/2016).
Selain itu, Andi mengatakan curah hujan diperkirakan masih cukup tinggi hingga Mei. Sehingga berpotensi menganggu masa tanam dan pendistribusian pasokan ke Balikpapan.
Apalagi, daerah-daerah produsen bahan pangan juga berpotensi mengalami banjir. Sehingga masa tanam dan masa panen akan terganggu. Ujung-ujungnya, tata niaga komoditas pangan umum juga akan menghadapi tantangan.
"Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Instansi lainnya untuk mempersiapkan langkah-langkah antisipatif dan program inovatif agar target inflasi Balikpapan dapat kembali menyasar pada kisaran 5%±1," tutupnya.
BI Balikpapan Waspadai Dampak Hujan & TDL Terhadap Inflasi Maret
Bisnis.com, BALIKPAPAN-Bank sentral mewaspadai musim hujan dan kebijakan penaikan tarif listrik, keduanya dianggap berpotensi menjadi faktor pendorong inflasi sepanjang Maret.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Nadya Kurnia
Editor : Fajar Sidik
Topik
Konten Premium