Bisnis.com, SAMARINDA--Provinsi Kalimantan Timur pada Juli 2017 mengalami inflasi 0,12% atau terjadi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 133,46 pada Juni menjadi 133,61 pada Juli.
"Inflasi di Kaltim terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran dengan kenaikan tertinggi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang alami inflasi 0,91%," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim M Habibullah di Samarinda, Selasa (1/8/2017).
Disusul kelompok pengeluaran untuk pembelian makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan andil 0,88% dan kelompok kesehatan yang berinflasi 0,33%.
"Berikutnya kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat mengalami inflasi 0,28% dan kelompok bahan makanan berinflasi 0,27% serta kelompok sandang mengalami inflasi 0,10%," kata M Habibullah.
BPS Kaltim mencatat satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah transportasi dan komunikasi yang memiliki andil minus 1,48%.
Sementara itu, bila dirinci menurut dua kota di Kaltim yang ditetapkan pemerintah sebagai patokan IHK, maka pada Juli 2017 Kota Samarinda mengalami inflasi 0,60% dengan IHK 133,25, namun Kota Balikpapan justru berdeflasi 0,52% dengan IHK 134,08.
Berdasarkan data tersebut, maka pada Juli 2017 laju inflasi tahun kalender di Samarinda sebesar 3,43% dan di Balikpapan 1,90%. Sedangkan inflasi year on year Samarinda 4,72% dan Balikpapan 3,26%.
"IHK ini merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga di tingkat konsumen, baik untuk mengetahui keadaan inflasi maupun deflasi," jelas M Habibullah.
Perubahan IHK menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi tiap rumah tangga, baik berupa barang maupun jasa yang dibutuhkan masyarakat.
Adapun, kondisi kota-kota lain di pulau Kalimantan, inflasi tertinggi terjadi di kota Sampit 0,57%, diikuti kota Banjarmasin 0,48%, kota Tanjung 0,28% dan Singkawang 0,14%. Deflasi tertinggi terjadi di Palangkaraya -0,39%, diikuti kota Tarakan -0,27% dan Pontianak -0,24%.