Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Kaltimra Tepis Krisis Beras, Stok Nyaris 25.000 Ton

Bulog Kaltimra pastikan stok beras aman hingga 2026 dengan 24.954 ton tersedia. Distribusi dilakukan melalui pasar tradisional, retail modern, dan Gerakan Pangan Murah.
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Perum Bulog Kantor Wilayah Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimra) menyatakan ketersediaan stok beras mencapai 24.954 ton hingga awal 2026.  

Kepala Bulog Kaltimra Mersi Windrayani menyatakan angka tersebut lebih dari cukup untuk menjawab keresahan masyarakat sekaligus menghadapi momentum Hari Besar Keagamaan Nasional.

"Stok yang tersedia saat ini sangat cukup. Masyarakat tidak perlu khawatir menghadapi Nataru maupun awal tahun depan," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (6/7/2025). 

Dia menyebutkan pihaknya melalui koordinasi intensif dengan instansi terkait dan Satgas Pangan melakukan monitoring berkelanjutan serta inspeksi mendalam ke pasar tradisional dan retail modern di seluruh wilayah operasional.

Dia menyatakan Bulog telah mendistribusikan 368 ton beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke berbagai titik strategis di Kaltim dan Kaltara. 

Upaya ini diperkuat dengan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diselenggarakan hampir setiap hari dengan pola distribusi yang tidak terpaku pada satu lokasi tetap.

"Kami tidak hanya membawa beras SPHP, tapi juga beras premium dan komoditi lainnya. Tujuannya agar masyarakat tidak panik dan memiliki pilihan harga dan kualitas," jelasnya. 

Dia turut menekankan strategi diversifikasi produk untuk menstabilkan pasar.

Khusus untuk Kota Balikpapan, data internal menunjukkan cadangan beras sebesar 8.000 ton yang tersimpan di gudang-gudang Bulog. 

Mersi mengklaim penyaluran telah dilakukan secara sistematis ke pasar tradisional seperti Pasar Kelandasan Ilir dan Pandan Sari, sembari menjangkau segmen retail modern. 

Lebih lanjut, akses masyarakat diperluas melalui jaringan outlet Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar hingga tingkat kelurahan.

Menariknya, komposisi stok menunjukkan dominasi beras SPHP atau medium yang mencapai seluruh 24.954 ton, sementara beras komersial hanya tersedia sekitar 200 ton. 

Adapun, dia menuturkan kedua kategori ini akan terus disalurkan melalui mekanisme operasi pasar dan program GPM yang telah terbukti efektif.

"Kami siapkan dua jenis beras, medium dan premium. Jadi masyarakat bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan daya beli mereka," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro