Bisnis.com, SAMARINDA– Sektor pendidikan menjadi prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim pada 2018 antara lain dengan menyiapkan bea siswa untuk putra daerah.
Sejak periode 2009-2013, sudah 150.000 pelajar dan mahasiswa se-Bumi Etam dikucur beasiswa. Saat itu periode di mana wilayah Kaltara masih menjadi wilayah Kaltim.
Periode selanjutnya (2013-2018), sebanyak 50.000 atau 250.000 pelajar dan mahasiswa penerima beasiswa meningkat ditarget setiap tahun mendapat beasiswa.
“Sehingga pada akhir kepemimpinan saya tidak kurang 400.000 pelajar dan mahasiswa di Kaltim telah mendapat bantuan pendidikan berupa beasiswa,” sebut Awang Faroek Ishak, Gubernur Kaltim dikutip dari laman resmi Pemprov Kaltim, Jumat (8/12).
Bantuan biaya pendidikan diberikan melalui program Beasiswa Kaltim Cemerlang (BKC). Awang mengatakan sebagai upaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
“Beasiswa merupakan sebuah investasi di bidang pendidikan. Memiliki SDM berdaya saing penting dalam menyongsong Kaltim 2030 dan memasuki pasar bebas serta era bonus demografi,” ujarnya.
SDM yang unggul dan andal melalui sektor pendidikan menjadi pelopor pembangunan daerah terutama dalam pengelolaan sumber daya alam yang berlimpah.
Benua Etam telah ditetapkan sebagai salah satu koridor ekonomi nasional serta kawasan ekonomi khusus (KEK).
Kaltim sendiri ditetapkan sebagai kawasan industri untuk pengembangan klaster industri berbasis gas, kondensat, petrokimia dan oleochemical termasuk pertanian dalam arti luas.
Kondisi yang lanjut Awang, menuntut daerah agar mampu menyiapkan orang-orang yang terampil dan menguasai teknologi.
“Potensi yang besar itu mengharuskan pemerintah menyiapkan sedini mungkin sumber daya berkualitas dan kompeten di bidang-bidang khusus,” jelasnya.
menjelaskan, bidang penguatan daya saing produk perikanan membina kurang lebih 1.200 UMKM.
Beasiswa yang diberikan, ujar gubernur, juga menyasar pada mahasiswa Kaltim di luar daerah, bahkan luar negeri. Salah satunya, mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan juga puluhan mahasiswa mengikuti pendidikan di Rusia dan beberapa negara Eropa lainnya, kata Awang. (k30)