Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Ekonomi Inklusif Bagi UMKM di Benua Etam

Lily Handayani, difabel daksa di Balikpapan, sukses mengembangkan UMKM Safina Quilt dengan inovasi dan digitalisasi.
Pelaku UMKM melakukan inovasi dengan menggunakan kain perca/Blibli
Pelaku UMKM melakukan inovasi dengan menggunakan kain perca/Blibli

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Sinar matahari pagi menyusup melalui jendela kecil di sudut ruang jahit Lily Handayani. 

Seorang difabel daksa ini dengan terampil mengubah kain-kain perca berwarna-warni menjadi karya seni yang tak hanya sekadar indah, tetapi juga menenun harapan bagi teman-teman disabilitas di Balikpapan.

Tahun 2012 menjadi titik awal perjalanan  perempuan paruh baya tersebut. Setelah melahirkan anak pertama, keinginan untuk lebih dekat dengan keluarga membuatnya meninggalkan rutinitas kerja di luar rumah. Bukannya menganggur, dia justru kembali merajut mimpi lama, menjahit.

Dengan tangan dingin nan terampil, dia mulai menciptakan produk dekorasi rumah sederhana seperti taplak meja dan tutup tudung saji. 

Awalnya, produk-produk buatannya hanya beredar melalui cerita dari mulut ke mulut di lingkungan sekitar. Perlahan, usaha kecil Lily, yaitu Safina Quilt mulai dikenal. Siapa sangka, pandemi Covid-19 yang melanda dunia justru menjadi berkah tersendiri bagi bisnisnya.

Ketika dunia seperti terhenti pada tahun 2020, Lily melihat peluang di balik krisis. Kebutuhan masker kain yang melonjak drastis membuatnya segera beradaptasi. 

"Saat itu, semua orang butuh masker. Saya pikir, ini saatnya mengembangkan usaha dengan lebih serius," ujarnya di Balikpapan, Selasa (29/7/2025).

Momentum ini tidak disia-siakan begitu saja. Dengan semangat belajar yang tinggi, dia mengikuti berbagai program pembinaan secara daring dari Bank Indonesia, Pertamina, hingga perbankan swasta. 

"Pelatihan ini memberikan banyak ilmu dan relasi baru yang mendorong saya untuk lebih serius mengembangkan usaha hingga memenangkan beberapa kompetisi," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Balikpapan ini.

Sebagai seorang yang memahami perjuangan hidup dengan keterbatasan fisik, Lily tidak melupakan misi sosialnya. 

Melalui posisinya di HWDI, dia menyaksikan banyak teman-teman disabilitas yang memiliki potensi namun terkendala akses dan pengetahuan.

"Saya melihat banyak teman-teman disabilitas yang memiliki usaha namun berjalan seadanya tanpa bekal ilmu yang cukup. Hal ini mendorong saya untuk membina dan mendampingi mereka, mengajarkan berbagai keterampilan dari dasar," ungkapnya. 

Saat ini, Lily memberdayakan tiga orang pekerja disabilitas dengan sistem yang fleksibel, yaitu paruh waktu dan berbasis pesanan. 

Produk yang dihasilkan sangatlah beragam, mulai dari pemanfaatan kain perca untuk dekorasi rumah hingga produk etnik bernilai tinggi. Tas purun yang dihias manik-manik khas Kaltim dan dompet kulit kayu turut menjadi andalan.

Rentang harga produknya pun bervariasi sesuai kerumitan dan kualitas. 

"Kami punya tatakan gelas seharga Rp10.000, tapi juga bed cover quilting buatan tangan yang bisa mencapai jutaan rupiah," terang Lily. 

Pemasaran dilakukan melalui Instagram dan partisipasi aktif dalam berbagai pameran. Jangkauan pasar mereka sudah meluas hingga Jakarta, Bogor, Lampung, bahkan Kediri.

Tak hanya itu, Lily juga memanfaatkan bantuan modal dari pihak perbankan untuk mengembangkan usahanya. 

Kisah Lily ini merupakan salah satu cerminan bahwa usaha yang mengkombinasikan inovasi dengan digitalisasi dan manajemen yang baik adalah kunci bagi masa depan cerah UMKM

Tak dapat dipungkiri, keberhasilan Lily menjalankan usahanya dengan bantuan modal dari perbankan telah sejalan dengan kondisi penyaluran kredit UMKM di Kalimantan Timur yang menunjukkan tren positif. 

Menurut data Bank Indonesia, pada kuartal IV/2024, penyaluran kredit UMKM Kaltim tumbuh 6,59% secara tahunan (year-on-year/yoy), atau naik dari 5,63% pada kuartal sebelumnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Budi Widihartanto menyatakan, Kota Balikpapan dan Samarinda memiliki porsi penyaluran kredit UMKM tertinggi dengan total pangsa pasar 49,83% terhadap penyaluran kredit UMKM di Kaltim.

"Besarnya share penyaluran kredit pada kedua kota tersebut tidak terlepas dari kondisi bahwa kedua kota tersebut merupakan pusat kegiatan ekonomi di Kaltim yang memiliki jumlah UMKM bankable yang cenderung lebih banyak," jelasnya.

Di sisi lain, Bank Indonesia terus memperkuat dukungan fasilitas terhadap UMKM melalui program Kaltimpreneurs 2025 dengan serangkaian pelatihan komprehensif selama tiga hari. 

Kurikulumnya mencakup kesiapan produk, perencanaan ekspor, pemahaman dokumen ekspor, hingga strategi penetrasi pasar internasional.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Robi Ariadi menyatakan, langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi produk lokal Kaltim di kancah internasional.

"Ini menjadi momentum emas untuk mengakses pasar dengan demand tinggi dan daya beli besar, seperti Eropa, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Afrika," jelasnya.

Kendati demikian, tantangan tetap menghadang. 

Pengamat ekonomi Universitas Mulawarman Hairul Anwar menyoroti bahwa masalah utama UMKM bukanlah pada ketersediaan skema kredit dari perbankan.

"Tantangan yang sebenarnya sering kali berada di sisi UMKM, yaitu terkait administrasi dan pelaporan keuangan yang belum memenuhi standar perbankan," ungkap Hairul.

Solusi yang ditawarkan adalah penguatan digitalisasi. 

Dengan teknologi informasi dan aplikasi keuangan yang ada saat ini, UMKM dapat lebih mudah mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan yang rapi untuk diajukan ke bank.

"Hal ini penting karena skala UMKM tidak selalu kecil; usaha mikro saja bisa memiliki omzet hingga ratusan juta rupiah, sebuah skala yang menuntut pencatatan bisnis yang profesional," tambahnya.

Perlu dicatat, Bank Indonesia telah merespons dengan menyempurnakan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 24/3/PBI/2022 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM). 

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi UMKM dalam mengakses pembiayaan perbankan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro