Bisnis.com, SAMARINDA – Sosialisasi dan edukasi peranan ekonomi syariah kepada masyarakat masih perlu digiatkan di Kalimantan Timur. Hal ini agar ekonomi syariah bisa menopang ekonomi daerah agar lebih baik ke depan struktur ekonominya. Adapun, share ekonomi syariah di Kaltim masih 25% dan sisanya ekonomi konvensional 75%.
“Kita melihat masyarakat dari demografi, pengetahuannya yang kurang pemahaman bagaimana ekonomi syariah itu menopang dari seluruh kehidupan kita. Prinsip dari ekonomi syariah itu adalah bagaimana individu atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan juga gerakan sosial yang akan menguatkan dan mengubah struktur ekonomi kita,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, I Nyoman Ariawa Atmaha, Selasa (19/12/2017).
I Nyoman ungkapkan, bahwa market share ekonomi Islam masih belum besar yakni 5,7% di seluruh Indonesia dibanding ekonomi konvensional. Tetapi, market share itu bukan hal yang penting diperhatikan. Namun, bagaimana membangun struktur ekonomi syariah lebih kokoh.
Baca Juga
“Kalau dulu tahun krisis ekonomi 1998 karena dibangun melalui korporasi dan juga konglomerasi membuat struktur ekonomi kita agak rapuh. Dan perlu mengubah mindset kita. Bagaimana dari sekarang mengubah struktur ekonomi dibangun berbasis masyarakat dan sosial. Sehingga goncangan ekonomi, tidak membuat kita shock secara menyeluruh,” kata I Nyoman.
“Secara nasional, pertumbuhan kredit ekonomi syariah sebesar 19%. Dan pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 22%. Ini hal yang sangat menggembirakan. Ini akan mendorong bagaimana perekonomian kita semakin baik dan strukturnya lebih baik. Dan market share ekonomi syariah kita harapkan bergerak lebih signifikan ke depan,” jelas I Nyoman.
I Nyoman mengatakan edukasi ekonomi syariah ke masyarakat sangat penting dilakukan sampai ke daerah pelosok-pelosok. Supaya diketahui ekonomi syariah memberikan banyak keuntungan ke masyarakat dimana pertumbuhan ekonomi akan berbasis masyarakat dan gerakan sosial. Dan bukan koroporasi.