Bisnis.com, BONTANG- Tangkapan jumbo sebagai kado awal tahun berhasil didapat jajaran kapolisian Bontang. Dini hari, sekitar pukul 2, Jumat (5/1) kepolisian Kota Taman berhasil menggagalkan peredaran narkotika dalam jumlah besar.
Sebanyak delapan bungkus sabu diamankan dari tangan penghuni kamar sebuah hotel di bilangan Bontang Utara bernama Risman, warga Jalan KS Tubun, kelurahan Tanjung laut Indah.
Masing-masing bungkus berkisar 50 gram, ditaksir senilai Rp 600 juta dengan asumsi per gram Rp 2 juta. Setidaknya, 2 ribu orang terselamatkan, dengan asumsi per gram dihisap oleh 5 orang. Hal ini mengacu analisis pihak Direktorat Narkoba Polda Kaltim dalam setiap pengungkapan kasus narkotika sepanjang 2017 silam.
Pengungkapan kali ini termasuk yang terbesar. Sebelumnya, tangkapan jumbo yang pernah diungkap kepolisian Bontang, medio pertengahan 2016 sebanyak 150 gram.
"Untuk angka pastinya kami akan kalkulasi lebih lanjut, total sekitar 400 gram yang berhasil kita amankan," jelas Kapolres Bontang Ajun Komisaris Besar Pertama Dedi Agustono dihubungi media ini.
Dugaan sementara, barang ilegal tersebut berasal dari Tawau Malaysia. Masuk melalui Nunukan Kalimantan Utara, kemudian melalui jalur darat ke Bontang. “Akan dipecah (dibagi) lebih dulu sebelum disebar ke wilayah sekitar Bontang,” sambungnya.
Eko Sutrisno (38), resepsionis hotel menuturkan, pelaku cek in ke kamar hotel nomor 51 sekitar setengah jam sebelum diamankan. Saat petugas datang, ia hanya seorang diri tanpa perlawanan.
"Dari interogasi kami dia habis mengonsumsi narkotika tapi tidak di sini. Pelaku mengaku hanya sebagai kurir," ujar kapolres.
Dari pengembangan, Risman mendapat barang dari seseorang berinsial W. Dibawa oleh A seorang dari Tarakan. Keduanya kini masuk dalam radar kepolisian.
“Saya ambil sesuai arahan A dan disuruh W tanpa bertatap muka. Ngambilnya di bawah tiang listrik di Loktuan,” jelas pelaku kepada petugas.
Sementara itu, mengutip dari laman resmi pemerintah provinsi, Kaltim dicita-citakan mencapai tingkat zero narkoba, kini berada di urutan ketiga secara nasional.