Bisnis.com, SAMARINDA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Timur meminta perbankan syariah memacu pertumbuhan kredit dan meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga pada 2018, seiring membaiknya perekonomian Kaltim pada 2017.
"Tahun 2018, menurut kami, barangkali saat yang sangat tepat bagi kalangan bank syariah memacu pertumbuhan kredit dan menghimpun dana masyarakat," kata Kepala OJK Kaltim, Dwi Ariyanto, saat menghadiri pengundian Umroh Bankaltimtara di Samarinda, Kaltim, pada Sabtu (27/1/2018).
Berdasarkan data OJK, aset bank umum syariah dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp 7,6 triliun atau tumbuh 13% secara year on year dan pembiayaan mencapai Rp 4,5 triliun atau tumbuh 4,31%. Dan, DPK mencapai Rp 5,29 triliun atau tumbuh 15,27%.
"Indikator sektor industri jasa keuangan, khususnya syariah meliputi aset pembiayaan dan dana pihak ketiga bank umum syariah dan UUS tahun 2017 di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, kondisinya sangat baik dan stabil," jelas Dwi.
OJK Kaltim juga mengajak perbankan syariah meningkatkan literasi dan inklusi produk-produk syariah di tengah rendahnya indeks literasi dan inklusi bank syariah.
"Indeks literasi dan inklusi bank syariah masih rendah, masing-masing 8,1% dan 11,1%. Artinya, tiap 100 orang itu hanya delapan orang yang memiliki literasi sangat baik. Dan, inklusi hanya 11 orang dari 100 orang memanfaatkan produk syariah. Ini menjadi tantangan bersama," kata Dwi.
Sementara itu, Direktur Bankaltimtara Syariah, Hairuz Zaman mengatakan pihaknya telah meluncurkan produk baru tabungan umroh dan pembiayaan beragun emas.
"Nasabah tabungan umrah nantinya mendapat dana bagi hasil dan ada pembiayaan beragun emas untuk warga yang hendak memiliki emas," kata Hairuz.
Saat ini, terdapat 40.632 penabung di Bankaltimtara Syariah. Bankaltimtara Syariah telah memiliki jaringan seluruh kabupaten/kota dengan kantor cabang di Samarinda dan Balikpapan.