Bisnis.com, TARAKAN – Salah satu politisi asal Tarakan yang duduk di senayan dari daerah pemilihan Kalimantan Utara, Ari Yusnita berkomitmen untuk memperjuangkan pembangunan jaringan gas (jargas) di Bumi Paguntaka secara menyeluruh.
Hal ini diungkapkan Ari di sela-sela kunjungan Komisi VII DPR RI ke RT 15 Kelurahan Karang Anyar untuk melihat pemanfatan gas alam untuk rumah tangga.
Menurutnya, penggunaan gas alam untuk rumah tangga jauh lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan elpiji. Potensi gas alam di Tarakan dan daerah sekitarnya yang masih melimpah, membuat dokter yang telah pindah haluan menjadi politisi di senayan ini memilih untuk mempejuangkan pembangunan jargas secara menyeluruh.
“Kalau sekarang terpasang 23 ribu jargas dan aka nada tambahan sekitar 4.600 sambungan di 2018 ini, maka kurang lebih akan ada sekitar 28 ribu sambungan, sedangkan kebutuhan Tarakan sekitar 45 ribu sambungan. Jadi masih kurang sekitar 20 ribua sambungan, ini yang akan terus kita perjuangkan,” ungkapnya.
Ditegaskan Ari, Tarakan harus sepenuhnya terbangun jargas supaya tidak ada lagi antri gas elpiji yang selama ini sangat diresahkan dan dikeluhkan sebagian warga yang belum mendapatkan manfaatkan jargas.
“Harus mendapatkan jargas secara menyeluruh ya, supaya tidak antri-antri lagi gas elpiji 3 kilogram. Tetapi untuk di daerah pesisir sangat riskan karena harus ditanam dulu baru bisa, dan ini mungkin yang akan menjadi kendala, tetapi tetap kita perjuangkan,” ungkapnya.
Baca Juga
Dengan kemampuan lobi yang dimilikinya, Ari akan terus melakukan koordinasi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN), hingga Tarakan mendapatkan pembangunan jargas secara menyeluruh. “Saya akan terus berkoordinasi dengan PGN supaya Tarakan menjadi prioritas pembangunan jargas, di tahun mendatang kita harapkan Tarakan juga akan mendapatkanya lagi hingga semuanya terpasang,” urainya.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT. PGN, Dilo Seno Widagdo menjelaskan bahwa saat ini sudah masuk perencanaan pembangunan sekitar 4.600 sambungan jargas di Tarakan.
“Sekarang sudah ditunjuk tim ULP dan Pokja yang akan melakukan pelelangan, mudah-mudahan akhir Februari sudah bisa dilakukan dan butuh sekitar 40 hari untuk melakukan lelang. Jangan ngomong mulainya kapan tetapi kita harus selesaikan pembangunan jargas di Tarakan ini akhir 2018, karena anggaran APBN tidak boleh lebih dari 1 tahun,” bebernya.
Disinggung mengenai besaran APBN yang digunakan untuk membangun 4.600 sambungan tambahan jargas di Tarakan, Dilo mengaku lupa sehingga tidak bisa menjelaskan secara rinci. Menurutnya, pembangunan jargas untuk kepentingan masyarakat, sehingga jika ada hal-hal yang akan menghambat segera dikoordinasikan.
“Sekarang di Tarakan sudah ada 23 ribu, ditambah 4.600 kalau dibuatkan 5 ribu sambungan baru maka ada 28 ribu sambungan jargas dan ini sudah hampir 80 persen Tarakan ini terlayani jargas. Tarakan ini kota yang relative sangat bagus progress konversi elpiji ke gas bumi. Jargas Tarakan juga menjadi salah satu percontohan di kota lain,” urainya.
Jika rumah tangga dapat terlayani semua, PGN akan menyasar sector komersil seperti restouran dan hotel, dengan harapan biaya operasional lebih murah sehingga biaya kemahalan di Tarakan bisa turun.
“Kita ingin mengembangkan jargas ini bukan hanya untuk rumah tangga tetapi juga untuk restouran dan hotel serta lainya, supaya tingkat kemahalan di Tarakan bisa turun karena energi itu bisa menurunkan harga jika dikelola dengan baik,” ucapnya.