Bisnis.com, BALIKPAPAN - Jelang Ramadan dan Pilgub Kaltim 2018, kenaikan harga pangan dan harga bahan bangunan menjadi komponen utama penyumbang inflasi di Balikpapan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan mencatat, inflasi April sebesar 0,3 % dari (mtm) atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,27 % (mtm).
Secara tahunan, inflasi IHK mencatatkan angka sebesar 2,62 % (yoy) atau lebih rendah dari nasional sebesar 3,41 % (yoy) dan Kaltim sebesar 2,67 % (yoy).
Adapun kelompok volatile foods memberikan sumbangan pada inflasi sebesar 0,09 persen. Bawang merah mencatat kenaikan indeks harga sebesar 40,2738 persen dan memberi andil sebesar 0,0854 persen.
Kacang panjang mencatat kenaikan indeks harga 13,5593 persen, dengan andil sebesar 0,0550 persen. Menyusul, material pasir dengan kenaikan indeks harga 8,3333 persen, dengani andil sebesar 0,0498 persen. Kenaikan pada kelompok bahan bangunan memberi andil sebesar 0,08 persen.
“Memang sudah terdeteksi sejak awal, bulan sebelumnya tarif jasa tukang ikut memberi tekanan pada inflasi,” ujar Kepala Seksi Statistik dan Distribusi BPS Ariyanti Cahyaningsih kepada Bisnis.
Baca Juga
Dia menilai inflasi tahun ini cenderung tinggi, namun terkendali setelah mengalami deflasi beruntun sejak tiga bulan terakhir.
“Dibanding [periode sama] tahun lalu angka ini cukup bagus, idealnya tidak dua digit," jelasnya.
Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,32 % pada periode Mei 2017. Lalu meningkat pada Juni 2017 sebesar 1,38 % atau saat perayaan Ramadan. Mengantisipasi dini adanya kenaikan harga, sesuai pantauan di lapangan pihaknya, ketersediaan pasokan menjadi penentu.
Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Thomy Andryas mengatakan, demi mengendalikan inflasi 2018, pihaknya bersama Pemkot Balikpapan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah menyelenggarakan high level meeting.
Peningkatan produksi, kelancaran distribusi, konektivitas, dan akses pasar ketersediaan pasokan, pengendalian ekspektasi, dan penguatan kelembaghaan dan sinergitas dengan satgas pangan disebutkan menjadi konsen TPID saat ini.
“Mengantisipasi inflasi jelang Ramadan dan Idulfitri periode Mei-Juni,” jelas dia.
Selain Ramadan, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan, kata dia adalah momen kampanye hingga pilkada yang tersisa satu bulan lagi. Faktor lain adalah ketidaklancaran distribusi akibat cuaca buruk, dan kenaikan cukai rokok.