Bisnis.com, BALIKPAPAN—Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim mencatat terjadinya deflasi sepanjang September 2018 sebesar 0,26%.
Kepala BPS Provinsi Kaltim Atqo Mardiyanto mengatakan laju deflasi tersebut membuat tingkat inflasi tahun kalender menjadi sebesar 2,92% sementara tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 3,61%.
“Deflasi di Kalimantan Timur dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi dan komunikasi masing-masing sebesar 2,33% dan 0,74%, ujarnya dalam siaran pers, Senin (1/10/2018).
Adapun, lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,81%), kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar (0,74%),kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,27%), kelompok sandang (0,17%), dan kelompok kesehatan (0,11%).
Sub kelompok komoditas bumbu – bumbuan dan sayur - sayuran menjadi yang terbesar mengalami deflasi dalam kelompok bahan makanan. Sementara itu, penurunan biaya transpor menjadi penyebab deflasi pada kelompok transportasi dan komunikasi.
Atqo mengatakan dari dua daerah di Kaltim yang dipantau inflasinya, Balikpapan menjadi kota yang mengalami deflasi terbesar, yakni sebesar 0,6%. Sementara itu, deflasi di Kota Samarinda tercatat sebesar 0,01%.
Setiap bulannya, Badan Pusat Statistik mengumumkan persentase perubahan indeks harga konsumen (IHK) yang menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. IHK digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga, baik inflasi maupun deflasi, di tingkat konsumen khususnya di daerah perkotaan.