Bisnis.com, PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin di Kalimantan Tengah per September 2018 sebanyak 136.446 orang, berkurang sekitar 5,10% atau 1.438 orang dibandingkan September 2017 yang mencapai 137.884 orang.
Pengurangan penduduk miskin sebanyak 1.438 orang itu lebih banyak yang tinggal di perdesaan dibandingkan dengan di perkotaan, kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri di Palangka Raya pada Selasa (15/1/2019).
"Penduduk miskin di perdesaan berkurang sebanyak 1.228 orang, sedangkan di perkotaan hanya sekitar 210 orang," ungkapnya.
Meski penduduk miskin berkurang cukup banyak di pedesaan, jumlahnya tetap masih lebih banyak dibandingkan dengan di perkotaan. Penduduk miskin di desa per September 2018 mencapai 88.319 orang, sedangkan di perkotaan 48.127 orang.
Yomin mengatakan ukuran kemiskinan seseorang untuk September 2018 dilihat dari pengeluaran per kapita per bulan rata-rata Rp427.494, naik dibandingkan dengan September 2017 yang hanya Rp406.836.
"Cara melihatnya dengan memperhatikan komponen garis kemiskinan yang terdiri dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (KGBM)," ucapnya.
Berdasarkan data BPS Kalteng, peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan dengan bukan makanan, dalam menyumbang tingkat kemiskinan. Komoditas makanan menyumbang 79,07%, sedangkan bukan makanan sekitar 20,93%.
Adapun 10 komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan yakni beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, mie instan, kue basah, daging sapi, kopi bubuk dan kopi instan, serta tahu.
"Kalau komoditas makanan penyumbang kemiskinan di perdesaan terdiri dari beras, rokok kretek filter, gula pasir, daging ayam ras, kue basah, telur ayam ras, mie instan, kopi bubuk dan kopi instan, bawang merah, serta cabe rawit," ucap Yomin.